TANJABBAR β Meskipun angka stunting di Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar), Jambi, mengalami penurunan signifikan dalam beberapa tahun terakhir, kasus kekurangan gizi kronis ini masih menjadi ancaman serius bagi tumbuh kembang anak-anak di daerah tersebut.
Hingga awal tahun 2025, sebanyak 862 anak masih mengalami stunting, meski jumlah ini telah menurun dari 1.300 jiwa pada tahun sebelumnya. Namun, kondisi ini tetap memprihatinkan dan membutuhkan penanganan lebih lanjut agar tidak berdampak pada masa depan generasi muda di Tanjabbar.
Pemerintah Kabupaten Tanjabbar melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) terus berupaya menekan angka stunting dengan menggandeng pihak swasta. Salah satu langkah konkret adalah kerja sama dengan PTPN IV Regional 4, yang menyalurkan bantuan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi 106 anak dari enam kecamatan terdampak.
Distribusi PMT ke Enam Kecamatan:
π Renah Mendaluh β 22 anak
π Merlung β 11 anak
π Muara Papalik β 4 anak
π Tungkal Ulu β 11 anak
π Batang Asam β 32 anak
π Tebing Tinggi β 26 anak
Program ini dirancang berlangsung selama tiga bulan, dengan harapan mampu memperbaiki kondisi gizi anak-anak yang terdampak.
Meski bantuan terus dikucurkan, penyebab utama stunting di Tanjabbar masih menjadi pekerjaan rumah besar. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi, Putut Riyatno, menegaskan bahwa stunting bukan hanya soal kurangnya asupan makanan, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi, pola asuh yang kurang baik, sanitasi yang buruk, serta rendahnya akses air bersih.
βPemberian makanan tambahan memang penting, tetapi harus dibarengi dengan perbaikan pola asuh, edukasi gizi kepada orang tua, serta peningkatan akses air bersih dan sanitasi. Jika tidak ada intervensi menyeluruh, stunting akan terus menjadi masalah laten di Tanjabbar,β ujarnya.
Langkah yang Harus Ditempuh untuk Mengatasi Stunting
β
Edukasi gizi kepada orang tua agar memahami pola makan seimbang untuk anak-anak mereka.
β
Peningkatan akses sanitasi dan air bersih guna mencegah penyakit yang memperparah kondisi gizi anak.
β
Distribusi pangan bergizi yang merata, terutama di daerah-daerah pelosok yang sulit dijangkau.
β
Penguatan program pemerintah dengan menggandeng sektor swasta, agar bantuan bisa berkelanjutan.
Meskipun telah terjadi penurunan kasus, angka 862 anak stunting masih sangat mengkhawatirkan dan menuntut langkah agresif dari semua pihak. Jika tidak segera ditangani secara serius, Tanjung Jabung Barat bisa kehilangan generasi emasnya akibat dampak jangka panjang stunting yang menghambat kecerdasan dan produktivitas anak di masa depan.(*)
Add new comment