TANJUNG JABUNG BARAT – Panen perdana padi varietas Inpara 3 di Desa Rawa Medang, Kecamatan Batang Asam, menjadi momen penting bagi sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar). Acara yang digelar pada Kamis (13/02/2025) ini menandai pencapaian signifikan bagi para petani, terutama dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan daerah.
Panen ini dilakukan di lahan milik kelompok tani Usaha Baru, yang merupakan bagian dari Gapoktan Maju Jaya, dengan total area mencapai 446 hektare. Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Tanjabbar, Firdaus Khatab, yang hadir mewakili Bupati, menyampaikan apresiasi atas produktivitas pertanian yang berhasil mencapai 5,5 ton per hektare.
"Keberhasilan panen ini adalah bukti bahwa inovasi dan teknologi pertanian terus berkembang. Harapan kita ke depan, Kecamatan Batang Asam bisa menjadi model peningkatan indeks pertanaman hingga tiga kali setahun," ujar Firdaus.
Panen perdana ini tidak sekadar menjadi perayaan bagi para petani, tetapi juga bagian dari program strategis nasional, seperti Program Asta Cita dan Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi siswa. Program ini bertujuan untuk memperkuat ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama di wilayah pedesaan.
Firdaus menekankan bahwa keberhasilan ini harus didukung dengan kerja sama lintas sektor, termasuk peran aktif masyarakat, pemerintah, dan dunia usaha. Ia juga menegaskan bahwa ketahanan pangan tidak hanya soal produksi, tetapi juga memastikan distribusi hasil pertanian dapat menjangkau seluruh masyarakat dengan harga yang stabil dan terjangkau.
Kabupaten Tanjung Jabung Barat memiliki potensi besar untuk meningkatkan indeks pertanaman. Dengan pola tanam yang sebelumnya hanya dua kali setahun, kini para petani mulai diarahkan untuk menerapkan sistem tanam tiga kali dalam setahun. Hal ini bertujuan untuk:
- Meningkatkan hasil produksi padi, sehingga dapat mengurangi ketergantungan impor beras.
- Menstabilkan harga beras, terutama menjelang momen-momen penting seperti Ramadan dan Lebaran.
- Memastikan pasokan pangan tetap tersedia, baik untuk kebutuhan lokal maupun pasar nasional.
Namun, tantangan yang dihadapi tetap ada, seperti ketersediaan air, serangan hama, dan biaya produksi yang masih menjadi kendala bagi sebagian petani.
Untuk mewujudkan pola tanam tiga kali setahun, diperlukan dukungan dari berbagai pihak, terutama dalam hal:
✅ Penyediaan benih unggul seperti Inpara 3, yang terbukti mampu bertahan di kondisi lahan pasang surut.
✅ Peningkatan irigasi guna memastikan ketersediaan air sepanjang musim tanam.
✅ Pelatihan dan pendampingan petani, agar mereka lebih siap dalam menghadapi tantangan seperti perubahan iklim dan serangan hama.
"Jika semua elemen bersinergi, kita optimis Kabupaten Tanjung Jabung Barat bisa menjadi lumbung pangan yang lebih kuat. Petani harus diberikan akses terhadap teknologi terbaru agar produksi semakin meningkat," tambah Firdaus.
Keberhasilan panen ini membuka peluang bagi pertumbuhan sektor pertanian di Batang Asam dan sekitarnya. Dengan perencanaan yang matang dan dukungan penuh dari pemerintah, diharapkan produktivitas pertanian terus meningkat, dan kesejahteraan petani semakin membaik.
Firdaus menutup sambutannya dengan ajakan kepada seluruh elemen masyarakat untuk terus mendukung upaya peningkatan produksi pertanian, demi mewujudkan Kabupaten Tanjung Jabung Barat sebagai salah satu daerah penopang ketahanan pangan nasional.(*)
Add new comment