JAMBI – Puncak perayaan Cap Go Meh (CGM) 2576/2025 di Kota Jambi berlangsung meriah pada Rabu malam (12/2/2025) di Yayasan Amitabha Jambi, Kelurahan Sungai Asam, Kecamatan Pasar Kota Jambi.
Penjabat (Pj) Wali Kota Jambi, Sri Purwaningsih, secara resmi membuka acara yang menampilkan berbagai atraksi seni dan budaya Tionghoa serta budaya lokal Jambi.
Acara ini dihadiri oleh Wali Kota Jambi terpilih Dr. Maulana beserta istri, Wakil Wali Kota terpilih Diza Hazra Aljosha, Kapolresta Jambi Kombes Pol Boy Sutan Binanga Siregar, Kepala BI Perwakilan Jambi Warsono, jajaran Forkopimda, Sekda Kota Jambi A. Ridwan, serta tokoh-tokoh Tionghoa Jambi.
Sejak 2017, perayaan Cap Go Meh telah menjadi agenda wisata budaya unggulan Kota Jambi yang menarik perhatian luas.
Bukan hanya masyarakat etnis Tionghoa, tetapi juga berbagai kalangan dari beragam suku dan budaya turut meramaikan acara ini.
Tahun ini, festival digelar oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Jambi bersama Yayasan Kesejahteraan Sentosa (YKS) Provinsi Jambi, Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin), serta komunitas Tionghoa Jambi lainnya.
Selain barongsai, wushu, dan pawai tatung, festival ini juga menghadirkan pertunjukan seni budaya Jambi, termasuk penampilan Tim Kesenian dan Bujang Gadis Tanah Pilih Kota Jambi.
"Festival ini tidak hanya sekadar hiburan, tetapi juga menjadi ruang pelestarian budaya serta memperkuat harmoni dan toleransi antar masyarakat Jambi," ujar Sri Purwaningsih dalam sambutannya.
Dalam pidatonya, Sri Purwaningsih mengajak masyarakat Kota Jambi untuk menjadikan keberagaman sebagai modal utama dalam membangun kota.
"Keberagaman adalah kekuatan. Mari manfaatkan potensi Kota Jambi sebagai pusat perdagangan dan jasa dengan tetap menjaga persatuan dan kebersamaan," katanya.
Selain itu, ia juga mengungkapkan rasa terima kasih dan permohonan maafnya, mengingat masa jabatannya sebagai Pj Wali Kota Jambi akan segera berakhir.
"Ini adalah tahun kedua saya mengikuti perayaan Cap Go Meh di Jambi dan terakhir sebagai Pj Wali Kota. Saya mohon maaf jika ada hal yang kurang berkenan selama masa kepemimpinan saya," tambahnya.
Kadisparbud Jambi, Mariani Yanti, menyampaikan bahwa Cap Go Meh tahun ini melibatkan lebih dari 200 penampil dari 6 vihara di Jambi.
"Kolaborasi yang luar biasa ini memungkinkan acara tetap berlangsung megah, meski dengan anggaran terbatas. Tahun depan, kami akan melakukan perencanaan lebih awal untuk menyelenggarakan acara yang lebih spektakuler," ujarnya.
Ketua Etnis Tionghoa Jambi, Ronny Attan, menambahkan bahwa Cap Go Meh adalah momen memperkuat kebersamaan.
"Melalui perayaan ini, mari kita terus menjaga harmoni di tengah perbedaan. Kami berharap Cap Go Meh di Jambi bisa menjadi festival budaya besar, seperti di Singkawang," harapnya.
Cap Go Meh menandai hari ke-15 dan hari terakhir dari perayaan Tahun Baru Imlek.
Di berbagai komunitas Tionghoa di dunia, momen ini menjadi waktu untuk merenung, merefleksikan diri, serta memperkuat tali persaudaraan dan toleransi.
Sebagai kota yang multikultural, Pemerintah Kota Jambi terus memfasilitasi berbagai festival budaya guna menjaga harmoni antar etnis.
Selain Cap Go Meh, Jambi juga menggelar Festival Carnaval Angso Duo sebagai bentuk apresiasi terhadap keberagaman budaya lokal.
"Semoga dengan kepemimpinan baru nantinya, Kota Jambi terus berkembang dan menjadi kota yang semakin maju dengan keberagaman budaya yang harmonis," pungkas Sri Purwaningsih.(*)
Add new comment