JAMBI – Universitas Islam Negeri (UIN) Sulthan Thaha Saifuddin Jambi menggelar Rapat Kerja (Raker) Strategis yang bertujuan untuk memperkuat daya saing kampus baik di tingkat nasional maupun internasional.
Acara yang melibatkan unsur rektorat, akademisi, serta pemangku kepentingan ini membahas berbagai langkah konkret untuk meningkatkan kualitas akademik, peran sosial, serta pengembangan kelembagaan UIN Jambi.
Dalam sesi diskusi, Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Kemenag RI, Prof. Suyitno, menyampaikan bahwa UIN Jambi harus memilih arah pengembangan yang sesuai dengan potensinya.
"Ada tiga opsi utama: apakah UIN Jambi ingin menjadi Entrepreneur University, Educational University, atau World-Class University? Semua pilihan memiliki konsekuensi serta peluangnya masing-masing," ujar Prof. Suyitno.
Ia menjelaskan bahwa Entrepreneur University akan berfokus pada pengembangan keterampilan kewirausahaan mahasiswa, Educational University lebih menitikberatkan pada keunggulan dalam bidang pendidikan dan pengajaran, sedangkan World-Class University berorientasi pada pencapaian standar internasional dalam riset dan akademik.
Namun, ia juga menekankan bahwa orientasi pengembangan kampus tidak sekadar mengejar istilah besar, melainkan harus disertai dengan implementasi konkret yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa dan masyarakat.
"Yang paling penting, UIN Jambi harus menemukan keunggulan khas yang menjadi branding universitas ini dibanding kampus lainnya," tegasnya.
Lebih lanjut, Prof. Suyitno juga menyoroti tiga pilar utama yang menjadi arahan Menteri Agama dalam pengembangan pendidikan tinggi Islam, yakni nasionalisme, toleransi, dan keberlanjutan lingkungan.
- Penguatan Nasionalisme
Untuk menanamkan nilai kebangsaan, Kemenag telah menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor 1 Tahun 2025 yang mewajibkan seluruh civitas akademika kampus Islam untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya sebelum memulai aktivitas akademik. - Membangun Budaya Toleransi
Di tengah meningkatnya ujaran kebencian dan isu-isu sektarian, UIN Jambi diminta untuk memperkuat kurikulum berbasis Panca Cita, yang mengajarkan nilai-nilai moderasi beragama dan menghormati keberagaman budaya serta agama. - Peran Kampus dalam Isu Lingkungan Hidup
UIN Jambi juga didorong untuk menerapkan strategi ramah lingkungan, salah satunya melalui program penghijauan kampus, di mana mahasiswa dan dosen diwajibkan untuk berkontribusi dalam upaya pelestarian lingkungan.
"Perguruan tinggi tidak hanya bertugas mencetak lulusan yang cerdas, tetapi juga harus memiliki kepedulian terhadap isu lingkungan," ujar Prof. Suyitno.
Selain membahas strategi akademik, pertemuan ini juga menyoroti Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan tinggi yang masih rendah, yakni sekitar 31 persen.
Untuk itu, UIN Jambi didorong untuk:
✔ Meningkatkan daya tarik kampus bagi calon mahasiswa baru dengan menawarkan berbagai skema penerimaan fleksibel.
✔ Memperluas beasiswa bagi mahasiswa kurang mampu.
✔ Menjalin kemitraan dengan sektor industri dan lembaga riset internasional untuk memperluas jaringan akademik dan lapangan kerja bagi alumni.
"Dengan biaya pendidikan yang relatif terjangkau, seharusnya UIN Jambi bisa menarik lebih banyak mahasiswa dari berbagai daerah," kata Prof. Suyitno.
Rektor UIN Jambi menegaskan bahwa hasil Raker ini akan menjadi panduan strategis bagi kampus dalam lima tahun ke depan.
"Kami akan fokus pada penguatan kualitas akademik, peningkatan mutu lulusan, serta membangun kerja sama dengan berbagai pihak agar UIN Jambi semakin dikenal di kancah nasional dan global," ujarnya.
Dengan strategi yang tepat dan dukungan dari seluruh pihak, UIN Jambi diharapkan mampu menjadi perguruan tinggi Islam unggulan yang memiliki daya saing tinggi serta tetap berlandaskan nilai-nilai keislaman, kebangsaan, dan keberlanjutan lingkungan.(*)
Add new comment