Sawah di Hamparan Rawang Tergenang, Petani Tak Bisa Menggarap Lahan

Oleh: jambi1
Pada : WIB
Rubrik
Daerah
IST

SUNGAI PENUH – Puluhan hektare sawah milik warga Desa Tanjung, Kecamatan Hamparan Rawang, Kota Sungai Penuh, kini berubah menjadi lahan tak produktif akibat genangan air yang terus-menerus terjadi. Akibatnya, petani tak bisa menggarap sawah, dan lahan yang dulu menjadi sumber utama penghidupan kini beralih fungsi menjadi lokasi pemancingan bagi warga sekitar.

Kondisi ini tak hanya merugikan petani, tetapi juga mengancam ketahanan pangan di daerah tersebut. Kepala Desa Tanjung, Junaidi, mengatakan bahwa sekitar 70 hingga 80 hektare lahan sawah kini terbengkalai, sementara hanya sekitar 25 hektare yang masih dapat digarap.

"Banyak lahan sawah warga yang sudah tidak bisa digarap lagi. Dulu sawah ini sangat produktif, tetapi sekarang pemiliknya sudah meninggalkannya karena terus terendam air," kata Junaidi, Jumat (24/1/2025).

Sejak terakhir kali digarap pada tahun 1995, sebagian besar sawah di Desa Tanjung tidak lagi berfungsi sebagai lahan pertanian produktif. Setiap musim hujan, sawah ini berubah menjadi genangan air besar, yang membuatnya mustahil untuk ditanami.

Akibatnya, sebagian warga yang sebelumnya menggantungkan hidup dari bertani, kini terpaksa beralih profesi, mulai dari berdagang, bekerja serabutan, hingga menjadikan sawah sebagai tempat pemancingan bagi warga lokal maupun pendatang.

"Saat musim kemarau, sawah ini sebenarnya bisa ditanami. Tapi begitu hujan turun, air menggenang di mana-mana, dan tidak bisa diolah," ujar Junaidi.

Para petani yang terdampak berharap adanya solusi dari pemerintah daerah untuk mengatasi masalah ini. Jika tidak segera ditangani, lahan ini akan semakin sulit dikembalikan ke fungsinya sebagai sawah produktif.

Kondisi lahan yang terus dibiarkan terendam berpotensi mengubah fungsi sawah menjadi lahan tidur. Jika dibiarkan lebih lama, tanah yang sebelumnya subur bisa mengalami degradasi, sehingga semakin sulit untuk kembali produktif.

Menurut Junaidi, pemerintah daerah perlu turun tangan dengan program perbaikan infrastruktur pertanian, seperti pembuatan saluran irigasi atau embung pengendali air, agar sawah bisa kembali dikelola oleh petani.

"Kami berharap lahan ini bisa dimanfaatkan lagi, jangan sampai berubah menjadi lahan mati yang tak bisa digarap lagi," tutupnya.

Dengan meningkatnya tantangan dalam sektor pertanian di Jambi, solusi nyata dari pemerintah sangat dinantikan oleh para petani yang semakin kehilangan harapan. Jika tidak segera diatasi, krisis pertanian seperti ini bisa berdampak pada ketahanan pangan lokal dan kesejahteraan masyarakat di Sungai Penuh.

Add new comment

Restricted HTML

  • Allowed HTML tags: <a href hreflang> <em> <strong> <cite> <blockquote cite> <code> <ul type> <ol start type> <li> <dl> <dt> <dd> <h2 id> <h3 id> <h4 id> <h5 id> <h6 id>
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.

BeritaSatu Network