Air Kelapa Ternyata Bisa Cegah Batu Ginjal, Peneliti IPB Ungkap Rahasianya

Oleh: jambi1
Pada : WIB
Rubrik
Berita
Ist

Jakarta — Di tengah cuaca panas yang kian ekstrem dan gaya hidup modern yang serba instan, air kelapa muncul bukan hanya sebagai pelepas dahaga, tapi juga “penjaga alami ginjal”. Temuan ilmiah terbaru dari Institut Pertanian Bogor (IPB) menunjukkan bahwa air kelapa mampu mencegah pembentukan batu ginjal — penyakit yang diam-diam mengintai jutaan orang Indonesia.

Batu ginjal atau urolitiasis merupakan gangguan sistem kemih yang menempati urutan ketiga paling umum di dunia, setelah infeksi saluran kemih dan gangguan prostat. Lebih berbahaya lagi, penyakit ini mudah kambuh. Dalam lima hingga sepuluh tahun setelah serangan pertama, banyak pasien kembali mengalami pembentukan batu baru.

“Batu ginjal terbentuk akibat penumpukan kristal di dalam sistem kemih. Jika kristal ini terus bertahan, ia akan membesar, menyumbat saluran, dan menimbulkan nyeri hebat,” ujar Rini Madyastuti Purwono, peneliti biomedis dan dosen Fakultas Farmasi IPB University, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (18/10/2025).

Rini menjelaskan, proses pembentukan batu ginjal dipicu ketidakseimbangan mineral seperti kalsium, magnesium, fosfat, hingga pH urine.
“Lingkungan asam di dalam tubuh memicu pembentukan batu jenis kalsium oksalat. Sebaliknya, lingkungan basa bisa menimbulkan batu struvite, yang sering dikaitkan dengan infeksi bakteri,” jelasnya.

Batu ginjal kecil mungkin bisa keluar lewat urine tanpa disadari. Tapi ketika ukurannya sudah membesar, efeknya bisa fatal: rasa nyeri yang membuat pingsan, hingga risiko gagal ginjal permanen.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh tim IPB, air kelapa terbukti memiliki efek preventif alami terhadap pembentukan batu ginjal. Kandungan magnesium, fosfat, kalium, sitrat, dan antioksidan di dalamnya bekerja saling melengkapi untuk mencegah pembentukan kristal.

“Magnesium dalam air kelapa bersaing dengan kalsium untuk membentuk magnesium oksalat — senyawa yang lebih mudah larut, sehingga mencegah penumpukan batu,” terang Rini.

Selain itu, fosfat membantu mengubah bentuk senyawa kristal menjadi lebih mudah larut dalam urine. Kandungan kalium dan sitrat juga berperan penting dalam mengubah suasana urine dari asam menjadi basa, yang membuat pembentukan batu ginjal jenis kalsium oksalat menjadi sulit terjadi.

Efek diuretik air kelapa — yang meningkatkan frekuensi buang air kecil — turut membantu mengencerkan konsentrasi mineral di ginjal, sehingga mencegah pembentukan batu sejak dini.

Uji coba pre-klinis yang dilakukan pada hewan percobaan memperkuat teori tersebut. Hasil penelitian menunjukkan:

  • Penurunan signifikan kadar Nitrogen Urea Darah (BUN) dan kreatinin — indikator fungsi ginjal yang membaik,
  • Tidak ditemukan endapan kristal di tubulus ginjal,
  • Kerusakan jaringan ginjal lebih rendah dibanding kelompok kontrol.

“Hasil ini menunjukkan bahwa konsumsi air kelapa secara rutin, satu hingga dua cangkir per hari, bisa menjadi langkah preventif yang efektif,” kata Rini.

Dengan bukti tersebut, air kelapa bukan lagi sekadar simbol tropis — tetapi agen biologis aktif yang membantu menjaga keseimbangan sistem kemih manusia.

Menariknya, riset IPB juga mengidentifikasi daun alpukat sebagai alternatif alami lain. Ekstraknya memiliki efek diuretik dan antioksidan yang mampu mencegah penggumpalan kristal dan memperbaiki jaringan ginjal yang rusak akibat infeksi atau toksin.

Namun, Rini menegaskan, metode alami seperti air kelapa atau daun alpukat hanya efektif untuk pencegahan batu ginjal kecil.
“Untuk batu berukuran besar yang sudah menyumbat saluran kemih, tetap diperlukan tindakan medis seperti ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy) atau operasi,” katanya.

Rini menekankan, pencegahan jauh lebih mudah dan murah dibanding pengobatan batu ginjal. Pola hidup sehat, konsumsi cairan cukup, dan mengurangi makanan tinggi oksalat seperti bayam, cokelat, serta jeroan, menjadi langkah dasar yang wajib dilakukan.

“Air kelapa bisa menjadi bagian dari gaya hidup sehat, bukan sekadar tren. Ia menghidrasi, menyeimbangkan elektrolit, dan menjaga ginjal dari ancaman batu,” tutupnya.

Penemuan IPB ini menambah daftar panjang bukti ilmiah lokal yang memperkuat peran bahan alam Indonesia dalam pencegahan penyakit degeneratif.
Dalam konteks global, riset ini juga membuka peluang untuk menjadikan air kelapa sebagai komoditas fungsional yang bernilai ekspor tinggi, sejalan dengan tren functional beverages di pasar dunia.(*)

Add new comment

Restricted HTML

  • Allowed HTML tags: <a href hreflang> <em> <strong> <cite> <blockquote cite> <code> <ul type> <ol start type> <li> <dl> <dt> <dd> <h2 id> <h3 id> <h4 id> <h5 id> <h6 id>
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.

BeritaSatu Network