Jakarta – Direktorat Pemberdayaan Zakat dan Wakaf, Ditjen Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam) Kementerian Agama (Kemenag) mengumumkan 153 mahasiswa yang lolos seleksi penerima Beasiswa Zakat Indonesia (BeZakat) 2025. Pengumuman hasil seleksi ini disampaikan pada Sabtu (9/8/2025) setelah melalui proses administrasi, tes psikologi, dan wawancara yang ketat.
Program BeZakat merupakan kolaborasi Kemenag melalui Puspenma dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) dan 18 Lembaga Amil Zakat (LAZ) nasional. Skema beasiswa bersifat full funded, mencakup:
- Uang Kuliah Tunggal (UKT)
- Biaya hidup Rp 1,5 juta/bulan
- Tunjangan laptop Rp 6 juta
- Biaya transportasi hingga Rp 2 juta
- Atribut beasiswa
Dengan total pembiayaan empat tahun, nilai bantuan bisa mencapai Rp 140,5 juta bagi mahasiswa di PTN dan Rp 99,7 juta bagi mahasiswa di PTKIN
Dari 153 penerima beasiswa, 92 orang (60,1%) adalah perempuan dan 61 orang (39,9%) laki-laki. Peserta berasal dari 20 provinsi, dengan jumlah terbanyak dari Jawa Barat (45 orang), Jawa Timur (32 orang), dan Jawa Tengah (22 orang). Provinsi dengan jumlah penerima terendah, masing-masing 1 orang, meliputi Lampung, Bangka Belitung, Aceh, Papua, Maluku, dan Jambi.
Para penerima tersebar di 21 perguruan tinggi unggulan. Pada kategori PTKIN, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memimpin dengan 21 mahasiswa, diikuti UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (18) dan UIN Sunan Gunung Djati Bandung (17). Pada kategori PTN, Institut Pertanian Bogor (IPB) menjadi yang terbanyak dengan 12 mahasiswa, disusul Universitas Gadjah Mada dan Universitas Diponegoro masing-masing 7 mahasiswa.
Dilihat dari rumpun keilmuan, Ilmu Sains dan Teknik menjadi pilihan terbesar dengan 45 mahasiswa, disusul bidang Keguruan/Pendidikan (34), Ilmu Ekonomi (32), Ilmu Hukum, Syariah dan Sosial (27), dan Ilmu Pertanian (9). Sebanyak 32 mahasiswa memilih bidang strategis kesehatan, STEM, dan informatika.
Jurusan unggulan meliputi Biologi (10 mahasiswa), Teknik Informatika (3), Ilmu Keperawatan (2), Kedokteran (1), Teknik Sipil, Teknik Kimia, Teknik Lingkungan, Teknik Mesin, serta bidang sains murni seperti Fisika (3) dan Kimia (3).
Dirjen Bimas Islam, Prof. Dr. Abu Rohmad, M.Ag, menegaskan bahwa BeZakat bukan hanya bantuan biaya pendidikan, melainkan instrumen pemberdayaan zakat produktif untuk memutus rantai kemiskinan.
“Program ini menargetkan transformasi mustahik menjadi muzaki. Penerima beasiswa adalah wajah baru generasi emas Indonesia yang lahir dari sinergi zakat produktif,” ujarnya.
Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf, Waryono Abdul Ghofur, menambahkan bahwa BeZakat berkontribusi pada Asta Cita Pemerintah dalam pembangunan SDM unggul di bidang kesehatan, teknologi, pendidikan, kesetaraan gender, dan pemberdayaan pemuda.
Kepala Puspenma, Ruchman Basori, menegaskan bahwa penerima BeZakat akan mendapat pembinaan akademik, mental, dan keterampilan sosial agar lulus tepat waktu, berprestasi, dan menjadi agen moderasi beragama.
Setiap penerima diwajibkan membuat esai komitmen aksi sosial yang akan dijalankan selama masa studi. Aksi ini akan dibina dan dimonitor oleh Dewan Penyantun BeZakat untuk memastikan kontribusi nyata bagi masyarakat.
Pendanaan BeZakat berasal dari zakat, infak, dan sedekah yang dikelola oleh Baznas bersama 18 LAZ nasional, termasuk Dompet Dhuafa, Inisiatif Zakat Indonesia (IZI), Rumah Zakat, LazisMu, BSI Maslahat, YBM Brilian, hingga Wahdah Inspirasi Zakat.(*)
Add new comment