New Delhi – Pemerintah India kembali mencatat peningkatan signifikan kasus aktif COVID-19 setelah sempat menunjukkan tren penurunan dalam beberapa pekan terakhir. Berdasarkan laporan resmi Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga India per Jumat (13/6/2025), jumlah kasus aktif di seluruh negeri meningkat menjadi 7.400 orang, dengan tambahan 269 infeksi baru dalam rentang 24 jam terakhir.
Kabar ini disertai laporan sembilan pasien meninggal dunia, termasuk seorang pria berusia 34 tahun asal Maharashtra. Sementara delapan korban lainnya tercatat merupakan warga lanjut usia dengan riwayat penyakit penyerta, seperti gangguan pernapasan kronis, diabetes, dan hipertensi.
Secara spasial, lonjakan kasus tersebar di sejumlah negara bagian, dengan Kerala mencatatkan jumlah kasus aktif tertinggi sebanyak 2.109 kasus, disusul Gujarat (1.437 kasus) dan Delhi (672 kasus). Sementara itu, Karnataka tercatat mengalami penambahan harian tertinggi, yakni 132 kasus baru dalam sehari, sehingga kasus aktif di wilayah tersebut kini menjadi 527.
Maharashtra, sebagai salah satu pusat populasi terbesar di India, kembali menjadi sorotan menyusul kematian pria muda berusia 34 tahun yang sempat mendapat penanganan di ICU. Ia diketahui tidak memiliki komorbid, sehingga kasusnya kini tengah menjadi perhatian komunitas medis.
Sejumlah pakar virologi dan epidemiologi India mengaitkan lonjakan kali ini dengan kemunculan subvarian baru dari keluarga Omicron, di antaranya LF.7, XFG, JN.1, hingga NB.1.8.1. Subvarian-subvarian ini diketahui memiliki tingkat transmisi yang lebih tinggi, meskipun mayoritas pasien hanya mengalami gejala ringan hingga sedang.
Namun, para ahli mengingatkan agar publik tidak menganggap enteng kondisi ini, terutama bagi kalangan rentan seperti lansia, penderita autoimun, dan pasien dengan gangguan paru-paru.
“Kita sedang menghadapi gelombang kecil, bukan tsunami. Tapi dalam konteks kesehatan masyarakat, bahkan gelombang kecil pun bisa menjadi fatal jika sistem tidak siaga,” ujar Dr. Ramesh Balakrishna, pakar epidemiologi dari Indian Council of Medical Research (ICMR), kepada Hindustan Times.
Menanggapi situasi tersebut, Pemerintah India hingga kini belum menetapkan kebijakan vaksinasi penguat massal (booster). Otoritas kesehatan memilih pendekatan bertarget dengan memprioritaskan kelompok berisiko tinggi, termasuk warga usia di atas 60 tahun, pasien imunosupresif, dan penderita penyakit kronis.
“Mayoritas masyarakat telah memiliki imunitas hibrida—hasil kombinasi vaksinasi dan infeksi alami sebelumnya. Maka pendekatan booster menyasar kelompok rentan adalah opsi paling efisien,” terang Dr. Meena Iyer, penasihat Kesehatan Publik Nasional India.
Di sisi lain, Kementerian juga terus mengimbau masyarakat untuk menerapkan kembali protokol kesehatan dasar, seperti memakai masker di ruang publik tertutup, menjaga kebersihan tangan, dan menghindari kerumunan apabila tidak mendesak.
Salah satu tantangan saat ini adalah kemiripan gejala COVID-19 varian baru dengan flu musiman. Gejala seperti demam ringan, batuk kering, kelelahan, dan sesak napas ringan menjadi keluhan utama yang sulit dibedakan tanpa tes diagnostik.
Para dokter diminta waspada dalam melakukan skrining gejala, terutama pada pasien usia lanjut atau mereka yang memiliki penyakit penyerta. Pemerintah daerah diminta memperkuat deteksi dini dan respons cepat di level fasilitas kesehatan primer.
“Kami minta masyarakat yang mengalami demam disertai sesak napas untuk segera memeriksakan diri, terutama jika mereka memiliki komorbid. Jangan menunggu gejala memburuk,” tegas Dr. Anjali Kapoor dari Delhi General Hospital.
Meskipun angka kasus harian di bawah 300 tidak tergolong tinggi secara nasional, namun para epidemiolog memperingatkan bahwa kombinasi dari pelonggaran perilaku publik, mobilitas antardaerah, dan mutasi virus dapat memicu siklus gelombang kecil yang terus berulang.
Hingga kini belum ada rencana lockdown lokal ataupun pembatasan aktivitas. Namun, pemerintah tetap menyiagakan rumah sakit, memperkuat logistik oksigen, dan memastikan kesiapan ICU di sejumlah negara bagian.(*)
Add new comment