Cek Kesehatan Gratis Masuk Sekolah, Kemenkes Targetkan 4 Juta Pelajar Per Bulan

Oleh: jambi1
Pada : WIB
Rubrik
Berita
IST

JAKARTA — Pemerintah tengah memperluas cakupan pelayanan kesehatan preventif lewat program Cek Kesehatan Gratis (CKG). Mulai Juli 2025, program unggulan Kementerian Kesehatan ini tak lagi hanya menyasar masyarakat umum, lansia, atau kelompok berisiko tinggi, tapi juga akan masuk ke lingkungan sekolah — menyentuh generasi muda sejak bangku pelajar.

Langkah ini, menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, bukan sekadar ekspansi administratif. Ini adalah intervensi kesehatan strategis untuk membangun kebiasaan deteksi dini sejak usia muda, saat kebanyakan penyakit belum menunjukkan gejala tetapi sudah mulai menggerogoti tubuh secara diam-diam.

"Anak sekolah sekarang juga rentan. Tekanan darah tinggi, gula darah naik, bahkan kolesterol — sudah banyak kasus ditemukan di usia remaja," kata Budi di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (14/5/2025).

CKG tercatat telah menjangkau 5,3 juta orang hanya dalam waktu tiga bulan sejak diluncurkan 10 Februari 2025. Angka ini, menurut Menkes, bahkan melampaui capaian awal program Makan Bergizi Gratis (MBG).

“Saat ini pendaftar harian CKG sudah menyentuh lebih dari 187 ribu orang. Dengan masuknya sekolah, kita perkirakan tambahan peserta bisa mencapai 4 juta per bulan,” ujarnya.

Provinsi Jawa Tengah memimpin partisipasi terbanyak, diikuti Jawa Timur dan Jawa Barat. Keberhasilan ini disebut tak lepas dari peran aktif kepala daerah dalam mendorong partisipasi warga.

Namun Menkes menegaskan, angka tinggi partisipasi bukanlah satu-satunya tolok ukur keberhasilan. Yang lebih penting justru ada pada follow up atau tindak lanjut hasil pemeriksaan.

Peserta yang masuk kategori "kuning" (berisiko) atau "merah" (berbahaya) atas indikator tekanan darah, gula darah, dan kolesterol, harus segera dirujuk ke fasilitas layanan kesehatan. Untuk itu, Kemenkes telah menginstruksikan seluruh Puskesmas untuk aktif memantau dan menindaklanjuti hasil CKG.

“Jangan sampai skrining hanya jadi angka. Kalau ditemukan gangguan kesehatan, harus segera ditangani agar tidak berkembang jadi penyakit kronis,” ujar Budi.

Data hasil CKG juga telah diserahkan ke Kementerian Dalam Negeri dan para gubernur untuk ditindaklanjuti secara lintas sektor.

Program CKG di sekolah akan menjadi pintu masuk revolusi kebiasaan sehat di kalangan remaja, di mana siswa tidak hanya belajar di ruang kelas, tetapi juga mengenali kondisi tubuhnya sendiri. Dengan begitu, kesadaran akan pentingnya menjaga pola makan, aktivitas fisik, dan manajemen stres akan tertanam sejak dini.

Jika eksekusi berjalan konsisten dan merata, CKG berpotensi menjadi tonggak baru pencegahan penyakit tidak menular (PTM) di Indonesia — musuh senyap yang selama ini hanya ditangani saat sudah kronis.

“Lebih baik kita temukan penyakit saat belum parah, daripada menyesal ketika semuanya terlambat,” pungkas Menkes. (*)

Add new comment

Restricted HTML

  • Allowed HTML tags: <a href hreflang> <em> <strong> <cite> <blockquote cite> <code> <ul type> <ol start type> <li> <dl> <dt> <dd> <h2 id> <h3 id> <h4 id> <h5 id> <h6 id>
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.

BeritaSatu Network