Pemerintah Kabupaten Bungo seolah tutup mata dan enggan menanggapi kritikan yang disampaikan oleh anak-anak Sekolah Dasar (SD) di Tanah Sepenggal terkait kondisi jalan rusak parah yang setiap hari mereka lalui untuk pergi ke sekolah. Hingga kini, Bupati Bungo, Mashuri, belum memberikan respons terhadap keluhan mereka.
Kritik tajam dari anak-anak ini viral di media sosial. Dalam video yang beredar, mereka mengungkapkan kesulitan luar biasa saat harus berjalan kaki melewati jalanan berlumpur yang sangat licin dan nyaris tak bisa dilewati, terutama saat hujan.
"Pak Bupati, ibo lihat kami! Jalan ke sekolah kami rusak parah. Setiap hari harus buka sepatu supaya tidak kotor," kata salah satu anak dengan wajah penuh harap.
Dengan penuh kepolosan, mereka berharap Bupati Mashuri tergerak hatinya untuk melihat langsung kondisi jalan yang mereka lalui setiap hari. Mereka ingin agar jalan tersebut segera diperbaiki, sehingga mereka tidak perlu lagi bertarung dengan lumpur hanya untuk berangkat ke sekolah.
Sayangnya, hingga berita ini diturunkan, tidak ada satu pun pejabat Pemkab Bungo yang memberikan tanggapan resmi mengenai kondisi ini. Bupati Mashuri pun memilih bungkam.
Sikap Pemkab Bungo ini pun menuai kritik keras dari berbagai pihak. Warga menilai, seharusnya pemerintah daerah tidak mengabaikan aspirasi anak-anak, apalagi terkait infrastruktur dasar yang sangat vital bagi pendidikan dan kehidupan masyarakat.
"Jalan ini bukan baru sehari dua hari rusak, sudah bertahun-tahun dibiarkan seperti ini. Kalau anak-anak SD saja bisa bersuara, masa pemerintah tidak bisa melihat dan bertindak?" kata Rahmat (42), warga setempat.
Banyak warga menduga, jalanan ini rusak karena minimnya perhatian Pemkab Bungo terhadap pembangunan infrastruktur desa. Padahal, jalan tersebut menjadi akses utama anak-anak sekolah, petani, dan masyarakat dalam beraktivitas sehari-hari.
Tak hanya warga setempat, kritik juga datang dari warganet di media sosial. Banyak netizen yang mengecam sikap Bupati Mashuri yang tak merespons keluhan anak-anak SD.
"Pak Bupati sibuk di acara seremonial, tapi gak bisa lihat jalan rakyatnya sendiri," tulis @indah_syahputri di kolom komentar.
"Kok bisa tega lihat anak-anak tiap hari berkubang lumpur demi sekolah? Katanya peduli pendidikan, tapi infrastruktur dasar aja gak diperbaiki," sindir akun @andre_jbgo.
Bahkan, beberapa netizen menandai akun media sosial tokoh politik nasional, berharap agar keluhan ini mendapat perhatian lebih luas.
"Pak @prabowo, Pak @gibran_rakabuming tolong tengok ini. Anak-anak di Bungo berjuang ke sekolah seperti ini. Tolong sampaikan ke Pak Bupati, jalan ini harus diperbaiki segera!" tulis @rahmad_hkm.
Kerusakan jalan di Tanah Sepenggal bukan sekadar masalah infrastruktur, tetapi juga berdampak serius pada akses pendidikan.
Setiap hari, anak-anak harus berjalan tanpa alas kaki, menghindari lumpur, bahkan ada yang harus menggendong sepatunya sampai sekolah. Hal ini tentu berpotensi mengganggu semangat dan kenyamanan mereka dalam belajar.
"Kadang kalau hujan deras, anak-anak terpaksa tidak ke sekolah karena jalannya benar-benar tidak bisa dilewati," kata Evi, seorang guru SD di Tanah Sepenggal.
Jika kondisi ini terus dibiarkan, bukan tidak mungkin banyak anak yang enggan ke sekolah karena medan yang terlalu berat dan membahayakan.
Apakah Mashuri akan tetap diam seribu bahasa, atau akhirnya bergerak untuk memperbaiki jalan yang dikeluhkan anak-anak SD ini?
Masyarakat menunggu tindakan nyata. Sebab, pembangunan infrastruktur desa bukan sekadar janji politik saat kampanye, tetapi kewajiban pemerintah untuk memberikan akses yang layak bagi warganya.
"Jangan tunggu viral baru bertindak, Pak Bupati! Ini soal pendidikan anak-anak kita!" tegas Rahmat, warga setempat.
Hingga berita ini diturunkan, jalan berlumpur di Tanah Sepenggal masih tetap tak tersentuh perbaikan.(*)
Add new comment