JAMBI – Kasus pencurian di Pasar Angso Duo, Kota Jambi, menjadi sorotan. Uang sebesar Rp 10 juta dan sebuah ponsel Android merk Oppo milik Aking, seorang pengusaha telur, raib dicuri seorang pria yang aksinya terekam kamera CCTV pada 1 Oktober 2024 lalu. Namun hingga kini, hampir empat bulan berlalu, pelaku masih bebas berkeliaran.
Dalam rekaman CCTV, pelaku terlihat memasuki kios milik Aking dengan kepala dan wajah tertutup jaket, lalu langsung menuju laci tempat penyimpanan uang. Aksinya terbilang cepat dan terorganisir. Setelah mengambil uang dan ponsel, pelaku segera pergi meninggalkan kios.
"Sudah empat bulan, tapi pelaku belum ditangkap. Padahal, saya masih sering melihatnya berkeliaran di pasar," ujar Aking dengan nada kesal saat ditemui, Minggu (26/1/2025).
Kejadian ini tak hanya menyisakan kerugian materi, tetapi juga rasa tidak aman bagi para pedagang di Pasar Angso Duo. Aking menyebut bahwa kasus pencurian sudah berulang kali terjadi di pasar tersebut, membuat para pedagang semakin khawatir akan keamanan barang dagangan dan harta benda mereka.
"Bukan hanya saya yang jadi korban, pedagang lain juga mengalami hal serupa. Kemarin ada lagi penjual yang kehilangan barang dagangannya," tambahnya.
Menurut Aking, tingkat keamanan di Pasar Angso Duo kini jauh menurun dibandingkan sebelumnya. Para pedagang merasa was-was menjalankan aktivitas mereka karena takut menjadi korban berikutnya.
"Kami benar-benar berharap pihak kepolisian segera bertindak. Pelaku ini bukan hanya mencuri, tapi juga mengganggu rasa aman kami sebagai pedagang," kata Aking, yang kini lebih berhati-hati menjaga kiosnya.
Aking telah melaporkan insiden ini ke Polresta Jambi, namun hingga saat ini belum ada perkembangan berarti. Ia meminta pihak kepolisian untuk segera menangkap pelaku dan mengembalikan rasa aman di Pasar Angso Duo.
Kasus ini menjadi pengingat akan pentingnya keamanan dan pengawasan di pasar tradisional yang menjadi pusat aktivitas ekonomi masyarakat. Keberadaan pelaku yang masih bebas berkeliaran tak hanya merugikan korban, tetapi juga menciptakan ancaman psikologis bagi para pedagang lainnya.(*)
Add new comment