SUMEDANG – Pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto langsung tancap gas mewujudkan target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8%. Dalam langkah besar, Prabowo meresmikan 37 proyek ketenagalistrikan di 18 provinsi pada Senin (20/1/2025), menjadikannya peresmian proyek kelistrikan terbesar di dunia. Acara ini dipusatkan di Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Jatigede, Sumedang, Jawa Barat, dan diikuti kepala daerah dari seluruh Indonesia secara virtual.
Proyek strategis ini mencakup pembangkit listrik, transmisi, dan gardu induk dengan kapasitas total 3.222,75 megawatt (MW). Infrastruktur tersebut diharapkan menjadi tulang punggung industrialisasi, hilirisasi, dan transformasi energi Indonesia menuju era energi baru terbarukan (EBT).
Dalam pidatonya, Presiden Prabowo menekankan pentingnya ketenagalistrikan sebagai pondasi bagi industrialisasi nasional. Ia menyebut, keberadaan pasokan listrik yang andal, bersih, dan terjangkau akan menciptakan ekosistem investasi yang kondusif, sekaligus mendorong pengembangan industri di seluruh wilayah Indonesia.
"Kita ingin menjadi negara modern yang maju dan menghilangkan kemiskinan dari bumi Indonesia. Untuk itu, kita butuh energi yang kuat untuk mendorong industrialisasi besar-besaran," ujar Prabowo dengan semangat.
Presiden dua periode ini juga menegaskan bahwa transformasi besar ini akan dilakukan dengan memaksimalkan potensi dalam negeri.
"Kita harus memanfaatkan kekayaan sumber daya alam kita sendiri untuk mendukung hilirisasi. Dengan kemampuan kita, saya yakin Indonesia akan mencapai swasembada energi dalam waktu yang tidak lama," tambahnya.
Dari total 37 proyek, sebanyak 26 merupakan pembangkit listrik baru dengan kapasitas gabungan 3.222,75 MW, sementara 11 lainnya adalah jaringan transmisi dan gardu induk sepanjang 739,71 kilometer sirkuit (kms) dengan kapasitas 1.740 Megavolt Ampere (MVA). Proyek-proyek utama meliputi:
- PLTA Jatigede (110 MW) di Sumedang, Jawa Barat.
- PLTA Asahan 3 (174 MW) di Sumatera Utara.
- Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) IKN (50 MWac) di Kalimantan Timur.
- SUTT 150 kV Kolaka - PT Antam Pomala yang mendukung industri pengolahan nikel di Sulawesi.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan bahwa investasi sebesar Rp72 triliun untuk proyek ini adalah bagian dari Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) nasional.
"Ini langkah konkret untuk merealisasikan target pertumbuhan ekonomi 8%. Proyek ini tidak hanya menyediakan listrik, tetapi juga membuka lapangan kerja dan meningkatkan daya saing ekonomi nasional," jelas Bahlil.
Selain meningkatkan keandalan pasokan listrik, proyek-proyek ini akan mengurangi konsumsi BBM secara signifikan, mendukung transisi energi ke EBT, dan menurunkan emisi karbon. Langkah ini sejalan dengan komitmen global Indonesia dalam mendukung keberlanjutan lingkungan.
Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo, menyebutkan bahwa keberadaan infrastruktur ini akan meningkatkan konsumsi listrik per kapita menjadi 6.400 kWh per tahun, memberikan efek domino berupa peningkatan kesejahteraan masyarakat.
"Kami terus memperkuat SDM, keuangan yang sehat, dan kolaborasi internasional agar sektor kelistrikan Indonesia semakin tangguh," kata Darmawan.
Presiden Prabowo menutup peresmian dengan harapan besar bahwa proyek ini menjadi momentum penting bagi bangsa Indonesia.
"Dengan langkah ini, kita tidak hanya membangun infrastruktur, tetapi juga membangun masa depan. Masa depan di mana Indonesia berdiri sebagai negara yang maju, mandiri, dan sejahtera," tegasnya.
Dengan target ambisius pertumbuhan ekonomi 8%, industrialisasi besar-besaran, dan hilirisasi yang diperkuat oleh infrastruktur ketenagalistrikan, Indonesia berada di jalur yang tepat untuk mencapai transformasi ekonomi yang berkelanjutan.(*)
Add new comment