Jalan Berlubang di Simpang 4 Mayang, Ketika Pemerintah Gagal Menjaga Keselamatan Warganya

Oleh: jambi1
Pada : WIB
Rubrik
Berita
IST

Sebuah lubang menganga di Simpang 4 Mayang, Kota Jambi, menjadi simbol kelalaian yang berulang-ulang. Letaknya strategis—tidak jauh dari mal Jamtos dan kawasan Jambi Business Center—tetapi nasibnya justru menjadi momok bagi pengendara. Lubang yang mengintai di tengah jalan ini telah memakan banyak korban, terlepas dari segala janji pemerintah tentang perbaikan infrastruktur.

Lubang itu, yang kini viral di media sosial, tampak jelas dalam sebuah unggahan Instagram akun @infoanakjambi, Minggu (19/1/2025). Dalam video, lubang tersebut dibiarkan terbuka, dengan genangan air yang menutupi kedalamannya. Hanya traffic cone yang menjadi penanda—simbol pengamanan seadanya yang seolah berteriak tentang kurangnya perhatian.

“Sudah banyak makan korban, lokasi di depan Mall Jamtos Kota Jambi,” demikian tulisan pada video itu. Seolah menjadi pengingat, bahwa jalan berlubang ini lebih berfungsi sebagai perangkap ketimbang sebagai bagian dari infrastruktur kota.

Komentar pedas dari warganet membanjiri unggahan tersebut. Akun @_khe*** menulis, “Aku udah jadi korban min, pas hujan jalan tergenang air. Dak nampak kalo ado lobang sedalam itu, laju nyungsep.” Cerita itu menjadi gambaran bagaimana jalan yang seharusnya menjadi penghubung justru berbalik menjadi ancaman.

Kritik tajam juga datang dari akun @bang***: “Pemerintah ni kalo nyuruh orang bayar pajak kendaraan cepat, giliran ado lobang kayak gini be harus di rekam dulu, viral dulu, baru begerak.” Komentar ini menohok: sebuah refleksi tentang bagaimana aksi pemerintah seringkali hanya muncul setelah tekanan publik.

Lubang di tengah jalan ini bukan sekadar masalah teknis. Ia adalah cerminan kegagalan sistemik: lambannya respons, kurangnya perhatian terhadap keselamatan, dan prioritas yang seolah menjauh dari kebutuhan mendasar warga. Dalam kota yang terus berkembang dengan pusat bisnis dan mal, keberadaan jalan berlubang seperti ironi yang mencoreng wajah pembangunan.

Kehadiran traffic cone di atas lubang itu menjadi simbol tanggung jawab setengah hati. Ia memberi pesan bahwa permasalahan ini diketahui, tetapi tidak dianggap mendesak. Seperti ritual yang berulang, perhatian hanya muncul setelah kerusakan ini menjadi viral, ketika warga berteriak melalui media sosial, bukan karena kewaspadaan dari pihak berwenang.(*)

Add new comment

Restricted HTML

  • Allowed HTML tags: <a href hreflang> <em> <strong> <cite> <blockquote cite> <code> <ul type> <ol start type> <li> <dl> <dt> <dd> <h2 id> <h3 id> <h4 id> <h5 id> <h6 id>
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.

BeritaSatu Network