Warga Sungai Asam Terancam Kehilangan Rumah Akibat Proyek Normalisasi Sungai yang Tak Terkendali

Oleh: jambi1
Pada : WIB
Rubrik
Berita
Ilustrasi Jambi Satu

Warga RT 19 Sungai Asam, Kota Jambi, khawatir rumah mereka ambruk akibat proyek normalisasi sungai yang menyebabkan erosi. Proyek dinilai buruk karena tanah pengerukan dipindahkan ke seberang sungai, tanpa memperkuat area rumah warga.


JAMBI – Proyek normalisasi sungai di RT 19, Kelurahan Sungai Asam, Kecamatan Pasar, Kota Jambi, yang seharusnya memperbaiki aliran air kini berubah menjadi ancaman serius bagi warga setempat. Sejumlah rumah non permanen di kawasan tersebut terancam ambruk karena tanah di belakang rumah mereka terus terkikis oleh proyek yang berjalan tanpa pengawasan yang memadai.

Ketua RT 19, Muhammad Saman, menyampaikan bahwa warga sudah sejak lama merasa resah. Alih-alih merasa aman dengan adanya proyek normalisasi, warga justru merasa khawatir rumah mereka akan runtuh, terutama karena pengerjaan proyek ini tidak memperhatikan dampak langsung bagi mereka.

"Tanah di belakang rumah warga terus terkikis, dan sekarang hanya tersisa sekitar satu meter dari bibir sungai. Kondisi ini sangat berbahaya," kata Saman saat ditemui di lokasi, Kamis (19/9/2024).

Ironisnya, tanah hasil pengerukan proyek ini justru dipindahkan ke seberang sungai, bukan dimanfaatkan untuk memperkuat area di belakang rumah yang terancam. Warga sudah beberapa kali menyampaikan keluhan ini kepada pihak terkait, namun tidak ada solusi konkret yang diberikan.

"Tanah yang dikeruk bukannya dimanfaatkan untuk menahan erosi di belakang rumah, malah dipindahkan entah ke mana. Warga merasa diabaikan," tegas Hasan, salah satu warga terdampak.

Kondisi ini semakin diperparah oleh hujan deras yang mempercepat pengikisan tanah. Warga merasa terjebak dalam situasi berbahaya yang bisa saja memakan korban jika dibiarkan berlarut-larut. Mereka meminta agar proyek dihentikan sementara hingga ada solusi yang jelas untuk melindungi rumah-rumah yang terancam.

"Waktu itu pihak proyek berjanji akan memasang kayu penahan di belakang rumah warga, tapi sampai sekarang tidak ada tanda-tanda pengerjaan," ungkap Saman.

Di sisi lain, respon dari pemerintah setempat dinilai sangat lambat. Meski Camat Pasar, Syofyan, mengaku sudah menerima laporan warga, langkah nyata untuk menangani masalah ini belum terlihat.

"Saya sudah berkoordinasi dengan Lurah, dan ada rencana untuk perbaikan. Tapi hingga kini, belum ada tindakan di lapangan," ucapnya singkat.

Sementara itu, warga berharap adanya langkah cepat dan tegas dari pihak terkait sebelum bencana besar terjadi. "Kami butuh solusi nyata, bukan janji. Jangan sampai rumah kami ambruk karena kelalaian pihak proyek," tegas seorang warga yang rumahnya berada di ambang kehancuran.

Proyek normalisasi ini, yang seharusnya menjadi solusi untuk permasalahan aliran air, justru berpotensi menciptakan bencana bagi warga setempat jika tidak segera ditangani dengan baik.(*)

Add new comment

Restricted HTML

  • Allowed HTML tags: <a href hreflang> <em> <strong> <cite> <blockquote cite> <code> <ul type> <ol start type> <li> <dl> <dt> <dd> <h2 id> <h3 id> <h4 id> <h5 id> <h6 id>
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.

BeritaSatu Network

 

Terkait