Di sebuah teras rumah, di atas meja kayu panjang yang dipenuhi berkas-berkas dan cangkir kopi yang tinggal setengah, Boy Edwar, Paizal Kadni, dan Karzalo duduk bersama. Wajah-wajah mereka tampak serius, menandakan beratnya diskusi yang tengah berlangsung. Sesekali terdengar, tersirat sebuah rencana besar yang sedang dibicarakan.