Pencalonan kakak beradik sebagai pemimpin menimbulkan kekhawatiran akan kekuasaan terpusat dan risiko KKN. Dr. Azri meminta Golkar menimbang keputusan demi integritas.
Pencalonan Agus Rubyanto (ARB) sebagai bakal calon Bupati dan Khalis Mustiko sebagai calon Ketua DPRD Tebo telah menimbulkan kekhawatiran tentang terbentuknya dinasti politik di Kabupaten Tebo. Situasi ini menjadi sorotan publik dan menimbulkan pertanyaan serius mengenai dampak dinasti politik terhadap integritas dan transparansi pemerintahan.
Dinasti Politik dan Kontrol Kekuasaan
Dr. Azri, S.H., M.H., seorang pengacara terkemuka di Tebo, menyuarakan keprihatinannya terhadap potensi kekuasaan yang terkonsentrasi di tangan satu keluarga. Menurutnya, penguasaan legislatif dan eksekutif oleh kakak beradik dapat melemahkan sistem check and balance yang esensial dalam pemerintahan yang demokratis.
“Jika legislatif dan eksekutif dipimpin oleh satu keluarga, bagaimana bisa ada pengawasan yang efektif? Ini sangat mengkhawatirkan bagi masa depan Tebo,” ujar Dr. Azri dengan nada tegas.
Dr. Azri juga menyoroti risiko meningkatnya praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) di Tebo jika dinasti politik ini terwujud. Dengan orang tua Agus Rubyanto dan Khalis Mustiko yang dikenal sebagai kontraktor berpengaruh, kekhawatiran tentang konflik kepentingan menjadi semakin nyata.
“Dinasti politik membuka peluang besar untuk praktik KKN. Koneksi keluarga dalam bisnis dan politik adalah resep berbahaya bagi pemerintahan yang bersih,” tambahnya.
Pertimbangan Golkar
Situasi ini menempatkan Partai Golkar dalam posisi yang sulit. Keputusan untuk mendukung kedua saudara ini bisa berdampak buruk terhadap citra partai dan memperkuat persepsi negatif tentang dinasti politik di mata publik.
Dr. Azri meminta Golkar untuk lebih berhati-hati dan mempertimbangkan dampak jangka panjang dari keputusan politik yang diambil. “Golkar perlu menilai dengan bijak. Memprioritaskan kepentingan publik di atas ambisi politik individu adalah kunci untuk menjaga integritas pemerintahan,” tegasnya.
Dampak Dinasti Politik Terhadap Pembangunan
Selain itu, Dr. Azri menekankan bahwa dinasti politik dapat menghambat pembangunan di Tebo. Dengan kontrol kekuasaan yang terkonsentrasi, kebijakan publik bisa lebih mudah dimanipulasi untuk kepentingan pribadi atau keluarga, mengabaikan kebutuhan masyarakat luas.
“Ketika kekuasaan terfokus pada satu keluarga, kebijakan cenderung berpihak. Ini bukan hanya tentang siapa yang memimpin, tetapi tentang bagaimana kepemimpinan itu mempengaruhi kehidupan sehari-hari warga Tebo,” jelasnya.
Menjaga Integritas Pemerintahan
Dr. Azri, yang juga dikenal sebagai inisiator gerakan Kawal Pemilu Bersih (KPB) 2024, menyerukan pentingnya menjaga integritas dan transparansi dalam pemerintahan. Ia mendesak agar semua pihak bekerja sama untuk memastikan bahwa keputusan politik diambil demi kepentingan masyarakat dan bukan berdasarkan kepentingan keluarga atau golongan tertentu.
“Kita harus memastikan bahwa Tebo dipimpin oleh individu yang berkomitmen terhadap integritas dan transparansi, bukan dinasti politik yang bisa merusak kepercayaan publik,” tutupnya.(*)
Sumber : https://reformasiaktual.com/2024/08/11/dr-azri-minta-partai-golkar-bijak-menetapkan-ketua-dprd-tebo/#google_vignette
Add new comment