Mahasiswi berusia 21 tahun ditetapkan sebagai tersangka setelah kecelakaan maut di Pekanbaru. Mengemudi di bawah pengaruh narkoba, ia menabrak seorang pekerja katering hingga tewas. Polisi terus mendalami kasus ini, menyoroti bahaya narkoba di kalangan anak muda dan pentingnya tanggung jawab di jalan raya.
***
Pagi itu, di Jalan Tuanku Tambusai, Pekanbaru, udara masih sejuk. Jam baru menunjukkan pukul 05.45 WIB. Kota ini belum sepenuhnya bangun dari tidur. Namun, dalam sekejap, kesunyian pagi berubah menjadi kepanikan yang menggema di sepanjang jalan. Sebuah kecelakaan maut baru saja terjadi.
Di balik kemudi mobil Toyota Raize dengan nomor polisi BM 1959 FJ, seorang mahasiswi berinisial M, 21 tahun, melaju dari arah timur menuju barat. Perjalanan yang seharusnya tenang berubah menjadi bencana saat mobilnya menabrak sepeda motor Yamaha Vega ZR dengan nomor polisi BM 4697 JZ. Sepeda motor itu dikendarai oleh Renti Marningsih, 46 tahun, seorang pekerja katering yang tengah menuju tempat kerjanya.
Benturan keras menggema di udara, diikuti oleh suara logam yang beradu dan jeritan orang-orang yang menyaksikan peristiwa itu. Tubuh Renti terlempar ke aspal, mengalami luka berat di bagian kepala. Nyawanya tidak tertolong. Di tempat itulah, di tengah jalan yang lengang, hidupnya berakhir seketika.
M, yang masih duduk di dalam mobilnya, terpaku. Matanya terbuka lebar, menatap kosong pada kerusakan di sekitarnya. Polisi segera tiba di lokasi kejadian. Kasatlantas Polresta Pekanbaru, Kompol Alvin Agung Wibawa, memimpin penyelidikan. Dengan sigap, mereka mengamankan M dan membawa Renti ke rumah sakit terdekat, meski tidak ada yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan nyawa wanita malang itu.
Saat diperiksa, hasil tes urine M menunjukkan hasil yang mengejutkan. Dia positif menggunakan metamfetamin, zat aktif dalam narkoba jenis sabu-sabu. Di bawah pengaruh narkoba, M mengemudikan mobilnya secara ugal-ugalan, sebuah tindakan yang berujung pada tragedi yang tak terhindarkan.
"Ini adalah tragedi yang menyedihkan," ujar Kompol Alvin Agung Wibawa. "M sudah kami tetapkan sebagai tersangka. Dia masih kami tahan karena tes urinenya positif metamfetamin," lanjutnya dengan nada tegas. Alvin menjelaskan bahwa insiden itu terjadi karena kecerobohan dan kelalaian yang fatal. Sebuah pelajaran pahit tentang bahaya narkoba dan pentingnya tanggung jawab saat berada di jalan raya.
Sementara itu, di rumah Renti, keluarga dan tetangga berkumpul. Tangis haru memenuhi ruangan. Renti, yang dikenal sebagai sosok penyayang dan pekerja keras, meninggalkan kenangan indah di hati banyak orang. Kehilangannya begitu mendalam, meninggalkan luka yang tak mudah sembuh.
Di kantor polisi, M duduk dengan kepala tertunduk. Masa depannya kini tergantung pada hasil penyelidikan yang dilakukan oleh Tim Satlantas Polresta Pekanbaru. Polisi terus mendalami kasus ini, bertekad untuk menegakkan keadilan bagi Renti dan keluarganya.
Kisah ini menjadi peringatan bagi banyak orang, mengingatkan kita akan bahaya narkoba dan pentingnya bertanggung jawab saat berkendara. Sebuah tragedi yang bisa dihindari jika kehati-hatian dan kesadaran dijadikan prioritas.
Di tengah kota Pekanbaru yang kembali sibuk, satu keluarga meratapi kehilangan, sementara seorang mahasiswi menatap masa depannya yang suram. Dua kehidupan yang berubah selamanya oleh satu keputusan fatal. Kisah ini berakhir dengan harapan, harapan bahwa keadilan akan ditegakkan dan kesalahan ini tidak akan terulang. Sebuah pelajaran pahit yang menggema di seluruh negeri.(*)
Add new comment