Sabtu itu, suasana di Perumahan Le Muana, Desa Mekar Jaya, Kabupaten Muaro Jambi, terasa berbeda. Ketenangan yang biasanya menyelimuti kawasan dekat tempat wisata Jambi Paradise terganggu oleh teriakan dan deru langkah kaki yang tergesa-gesa. V Kris dan Ari Simanjuntak, dua warga perumahan, tengah mengejar seorang pencuri yang berhasil lolos setelah duel singkat dengan seorang warga.
Pencuri itu kabur, menyelinap ke dalam kebun kelapa sawit di seberang pagar panel beton. Kris dan Ari, dengan napas yang terengah-engah, terus mengejar. Jejak kaki di tanah basah membawa mereka semakin dalam ke kebun. Di sana, di balik bayang-bayang pohon sawit, Kris menemukan sesuatu yang mengejutkan—sekumpulan warga yang juga menjadi korban pencurian.
Gito, salah satu warga yang berada di lokasi, menceritakan kejadian serupa yang menimpanya beberapa hari sebelumnya. “Sudah banyak hilang ayam bangkok dan buah-buahan yang di kebun dekat rumah,” ujar Gito dengan nada getir. Seluruh ayam di kandangnya lenyap, membuatnya tidak bisa tidur nyenyak selama beberapa malam terakhir.
Kejadian serupa juga dialami oleh Pak Eko, warga di deretan perumahan di jalan tembus arah Jalan Lintas Talang, Jerambah Bolong. "Baru minggu lalu hilang mejikom, HP, uang Rp500 ribu, terus ayam babon di kandang juga diambil. Pas pagi hari itu, istri pas belanja," cerita Pak Eko, mengenang hari naas itu. Ia juga menambahkan bahwa berdasarkan penuturan warga sekitar, ada dua orang mencurigakan yang naik sepeda motor Vixion terlihat keluar dari halaman rumahnya. “Istri yang pulang belanja juga lihat orang itu,” tambahnya.
Fenomena kehilangan ayam pun tak berhenti di sana. Di RT 47 Simpang Acai, kejadian serupa terulang. Kali ini, pelaku beraksi dengan cara yang cukup unik dan mengejutkan. Menurut penuturan ibu-ibu di sekitar lokasi, pencuri naik sepeda motor Vixion, berboncengan, dan menyambar ayam babon yang tengah berkeliaran di jalan. "Ada itu naik motor Vixion. Pertama, dia lewat dulu. Terus dia balik lagi, langsung sambar itu, anak ayamnya piyik-piyik terus," ujar salah seorang ibu, menggambarkan keanehan aksi pencuri tersebut.
Yang lebih aneh lagi, ayam-ayam tersebut tidak mengeluarkan suara ketika diambil. Seolah-olah pencuri tersebut memiliki cara khusus untuk membuat ayam-ayam itu diam.
Kembali ke kebun sawit, Kris dan Ari semakin bingung. Di tengah kebun, mereka bertemu dengan warga lain yang mengalami nasib serupa. Mesin pompa air yang hilang, ayam yang lenyap, dan barang-barang rumah tangga yang raib. Mereka berbagi cerita, mencoba menyusun potongan-potongan puzzle yang semakin rumit. Siapa sebenarnya pencuri ini? Bagaimana mereka bisa beroperasi dengan begitu leluasa?
Dengan tekad bulat, Kris, Ari, dan warga lainnya memutuskan untuk tidak tinggal diam. Mereka mulai merencanakan patroli malam, bekerja sama dengan pihak berwajib untuk menangkap pelaku. Namun, di balik semangat itu, terselip rasa cemas dan kekhawatiran. Apakah mereka akan berhasil mengungkap misteri di balik rentetan pencurian ini? Atau apakah sang pencuri akan terus berkeliaran, menghantui ketenangan perumahan mereka?
Cerita di Perumahan Le Muana ini mungkin hanya sepotong kecil dari banyak kisah serupa di berbagai tempat. Namun, di sini, di tengah kebun sawit yang sunyi, harapan dan ketakutan berbaur dalam langkah-langkah warga yang tak mau menyerah. Mereka terus berjuang, mencari jawaban dan keadilan, agar suatu hari, ketenangan bisa kembali menyelimuti rumah-rumah mereka.(*)
Add new comment