Perjuangan Terakhir di Senja Teluk Pandan: Darji dan Pertarungannya dengan Gajah Liar

Oleh: jambi1
Pada : WIB
Rubrik
Kriminal
Ilustrasi Jambi Satu

Senja telah meredupkan cahaya di langit Teluk Pandan Rambahan, Kabupaten Tebo. Hanya suara-suara alam yang membaur dalam keheningan saat Darji, seorang pria berusia 46 tahun, berjalan sendirian menuju kebunnya. Sore itu, seperti yang ia lakukan sehari-hari, Darji memeriksa ladang sawit yang menjadi tumpuan hidup keluarganya.

Namun, di tengah senja yang damai, seekor gajah yang tersesat di wilayah Hutan Tanaman Rakyat (HTR) tampak memasuki kebun, menghancurkan pohon-pohon sawit yang sudah berbuah. Darji tidak ragu. Ia segera menuju sumber kekacauan itu, berusaha mengusir gajah agar menjauh dari ladang yang ia rawat dengan jerih payah. Tetapi gajah itu tidak takut. Dengan gerakan perlahan namun pasti, ia berbalik dan menatap Darji, matanya menyiratkan ancaman yang tak perlu diucapkan.

Saat jarak di antara mereka semakin dekat, Darji mulai menyadari bahaya yang mengancam. Tetapi sudah terlambat. Gajah itu berlari dengan kekuatan yang tak tertahankan, menghentakkan kakinya di tanah dan mengejar Darji dengan kecepatan yang tak pernah ia bayangkan. Darji mencoba melarikan diri, namun langkahnya tertinggal, tubuhnya terlalu kecil dan rapuh di hadapan makhluk raksasa itu.

Suara gemuruh pertempuran antara manusia dan alam meredup di antara pepohonan sawit. Ketika Darji ditemukan beberapa saat kemudian, ia telah terluka parah. Tubuhnya dilarikan ke Puskesmas Serai Serumpun, namun luka-lukanya terlalu serius untuk bisa diselamatkan. Senja yang ia kejar untuk menyelamatkan ladangnya kini telah berakhir dengan kepergiannya.

Camat Serai Serumpun, Fatima, yang mengetahui kabar tersebut segera turun ke lapangan. Ia berbicara dengan istri Darji, mendengarkan kisah tragis tentang keberanian suaminya yang berusaha mengusir gajah demi ladangnya. "Sekitar jam 6 sore, suaminya melihat gajah masuk ke kebun dan langsung turun untuk mengusirnya. Namun, gajah itu tidak mau diusir. Ia malah mengejar suaminya dan menyerang dengan buas," tutur Fatima dengan nada duka.

Tidak ada yang tahu persis berapa ekor gajah yang masuk ke kebun malam itu, atau apa yang memicu amukan sang raksasa hutan. Tetapi satu hal yang pasti, alam kadang berbalik melawan manusia dengan cara yang tak terduga.

Tragedi ini bukan sekadar kisah tentang kehilangan, melainkan sebuah pengingat pahit bahwa dalam perbatasan antara alam dan kehidupan manusia, ada risiko dan ketidakpastian yang senantiasa mengintai. Darji telah pergi, tetapi kisah keberaniannya, melawan demi mempertahankan tanahnya, akan selalu menjadi bagian dari langit senja yang mengiringi kepulangannya.(*)

Add new comment

Restricted HTML

  • Allowed HTML tags: <a href hreflang> <em> <strong> <cite> <blockquote cite> <code> <ul type> <ol start type> <li> <dl> <dt> <dd> <h2 id> <h3 id> <h4 id> <h5 id> <h6 id>
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.

BeritaSatu Network