Matahari sore di Paal V, Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi, mulai meredup ketika suasana tenang di belakang sebuah pom bensin berubah menjadi sesuatu yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Seorang pria tua berdiri di sana, tepat di samping motornya, menunggu di depan sebuah warung. Di tangannya, tak ada yang tampak mencurigakan, namun pikirannya terjebak dalam niat kelam.
Anak kecil yang baru saja selesai membeli jajan dari warung tak menyadari bahaya yang menantinya. Langkahnya ringan, penuh kebahagiaan seperti anak-anak lainnya, namun sorotan mata pria tua itu tak lepas darinya. Pria tersebut menoleh ke kanan dan kiri, memastikan tak ada yang memperhatikannya. Sebuah rencana sudah terbersit di kepalanya.
Ketika anak kecil itu mendekat, pria tua itu dengan gerakan cepat mencoba memaksa mencium anak tersebut. Gadis kecil itu tersentak, menolak, mencoba melawan sekuat yang ia bisa. Namun, pria itu terus mendekat, mengabaikan ketakutan di mata sang anak.
Sementara itu, di kejauhan, seseorang yang tak sengaja merekam kejadian tersebut melalui ponselnya langsung berteriak, memecah kesunyian sore itu. “Woi, pak! Woi pak, ngapain kayak gitu?” teriaknya.
Pria tua itu terkejut, ketakutan. Seakan mencari alasan, ia segera berkata bahwa anak kecil itu adalah keponakannya. “Ini keponakan saya,” ucapnya dengan terbata-bata.
Namun, suara anak kecil yang gemetar turut mengikuti, “Ponakan,” katanya, seakan diajarkan untuk berbohong. Tapi mata para saksi tak bisa dibohongi. Mereka tahu ada yang salah.
Saksi mata, yang berada tak jauh dari tempat kejadian, langsung bergegas mendekati pria tua tersebut. Namun, dalam sekejap, pria itu dengan cepat membawa anak kecil itu ke atas motornya dan melarikan diri dari tempat kejadian. Para saksi hanya bisa terpaku, marah, dan merasa tak berdaya.
Rekaman video kejadian tersebut dengan cepat menyebar di media sosial, dan dalam hitungan jam, peristiwa ini menjadi viral. Komentar warganet mulai bermunculan, menyatakan ketidakpantasan tindakan pria tua tersebut. Namun ada yang lebih mengejutkan—komentar dari seorang tetangga yang mengenal pria tua itu. “Bukan ponakannya, min. Itu anak tetangga. Kebetulan kami tahu dia... Memang agak lain orang ini.”
Komentar itu memperparah kecurigaan warga. Mereka mulai berdiskusi di media sosial, mendesak agar pria tua itu segera ditangkap. Ketakutan terhadap predator seperti itu semakin besar di antara orang tua yang memiliki anak kecil. “Harus ditangkap itu orangnya... Bahaya sekali... Kasihan anak kecil itu nanti,” tulis salah seorang warganet dengan penuh amarah.
Ketua RT setempat, yang menerima laporan dari warga, segera bertindak. Kasus ini tidak bisa diabaikan. Langkah-langkah sudah diambil untuk melaporkan pria tua tersebut ke polisi, dan penyelidikan pun dimulai.
Namun, di tengah gemuruh kecaman dan permintaan keadilan, tersisa satu pertanyaan yang menyayat hati: bagaimana nasib anak kecil itu setelah dibawa pergi oleh pria tua tersebut? Masyarakat kini hanya bisa menunggu, berharap keadilan bisa segera ditegakkan, dan mengembalikan keamanan bagi anak-anak yang tak bersalah.(*)
Add new comment