Sabtu malam yang tenang di Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi, tiba-tiba berubah mencekam ketika video viral memperlihatkan sekelompok remaja membawa senjata tajam di Simpang Bajubang Laut. Video yang beredar luas di media sosial tersebut menampilkan puluhan remaja yang berkumpul di tengah jalan, sambil menenteng senjata berbahaya seperti celurit dan parang. Aksi mereka diiringi dengan kata-kata provokatif, menyulut keresahan di kalangan masyarakat setempat.
Video berdurasi singkat itu memperlihatkan momen-momen menegangkan ketika sekelompok remaja tersebut bergerombol, tanpa rasa takut, menunjukkan senjata tajam yang mereka bawa. Mereka terlihat mengintimidasi warga dengan kata-kata kasar, seolah-olah menantang siapapun yang berani mendekat.
“Mereka kelihatan seperti geng jalanan yang mencari masalah. Padahal ini adalah daerah kami, tempat yang biasanya tenang. Tapi sekarang, semua orang jadi was-was kalau melintas di Simpang Bajubang Laut saat malam hari,” ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Aksi remaja bersenjata ini tidak hanya membuat warga ketakutan, tetapi juga memicu kemarahan dan kecaman dari berbagai pihak. Banyak warga yang berkomentar di media sosial, mengungkapkan kekhawatiran mereka dan mendesak pihak berwenang untuk segera bertindak.
Setelah video itu viral, banyak warga yang merasakan ketakutan luar biasa. Tidak hanya karena ancaman fisik, tetapi juga karena efek jangka panjang dari tindakan para remaja tersebut. Dengan senjata di tangan, mereka berkeliaran di jalanan yang biasa dilalui warga untuk beraktivitas sehari-hari.
"Baru-baru ini banyak anak geng yang meresahkan warga di jalan. Ketangkap baru nangis," tulis salah satu komentar yang viral bersamaan dengan video tersebut. Kata-kata ini tidak hanya mencerminkan ketakutan, tetapi juga kegeraman warga terhadap sikap para remaja yang dianggap tidak bertanggung jawab.
Masyarakat Simpang Bajubang Laut yang dikenal sebagai daerah yang tenang kini harus berurusan dengan rasa takut setiap kali melewati jalan tersebut. Para orang tua khawatir akan keselamatan anak-anak mereka, sementara warga lainnya khawatir menjadi korban kekerasan acak.
Keresahan masyarakat ini akhirnya sampai ke telinga pihak kepolisian. Kapolres Batanghari, AKBP Singgih Hermawan, dengan cepat merespon dan berjanji akan segera menindaklanjuti video tersebut.
"Terima kasih informasinya, akan segera ditindaklanjuti," ujar Kapolres melalui pesan singkat WhatsApp.
Meskipun demikian, hingga berita ini diturunkan, belum ada tindakan tegas yang diumumkan secara resmi. Masyarakat setempat menanti-nanti langkah konkret dari aparat hukum untuk menangkap para pelaku dan mengembalikan rasa aman di wilayah mereka.
Dalam situasi yang menegangkan ini, masyarakat Batanghari hanya bisa berharap bahwa tindakan cepat akan diambil oleh pihak kepolisian. Keresahan yang ditimbulkan oleh aksi gerombolan remaja bersenjata ini telah melahirkan trauma di tengah masyarakat, dan banyak yang berharap keadilan segera ditegakkan.
Kasus ini tidak hanya mencerminkan masalah ketertiban umum, tetapi juga menggambarkan betapa rapuhnya keamanan di beberapa daerah jika tindakan tegas dari aparat tidak segera diambil. Seiring dengan penyelidikan yang berjalan, masyarakat Batanghari kini berharap bahwa ketenangan dan keamanan di Simpang Bajubang Laut dapat segera dipulihkan.
Kisah para remaja yang membawa senjata tajam di malam hari menjadi simbol dari kekhawatiran yang lebih besar di tengah masyarakat kita. Ketika hukum belum ditegakkan, rasa takut menguasai jalanan. Namun, di balik semua itu, harapan akan keadilan tetap hidup, menanti hari di mana teror jalanan ini berakhir.(*)
Add new comment