Bocah 6 tahun di Muaro Jambi menderita liver dan ginjal, namun terpaksa dirawat di rumah karena tunggakan BPJS. Satgas TMMD, Polri, dan perangkat desa berikan bantuan, tetapi perjuangan keluarga belum berakhir.
Di sebuah rumah sederhana di Desa Suka Maju, Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro Jambi, seorang bocah berusia 6 tahun bernama Wahyu Alfizal terbaring lemah di ranjangnya. Wajahnya yang pucat, tubuhnya yang kurus, dan pandangan matanya yang lemah menggambarkan betapa besarnya penderitaan yang tengah ia rasakan. Di sampingnya, ibu dan neneknya tak henti-hentinya memberikan dukungan, meski mereka sendiri tak kuasa menahan air mata melihat kondisi sang bocah.
Wahyu didiagnosa oleh dokter menderita penyakit liver dan ginjal, sebuah kabar yang menghancurkan hati keluarganya. Namun, ketidakmampuan mereka untuk membayar biaya pengobatan membuat situasi menjadi semakin sulit. Setelah menjalani pemeriksaan di rumah sakit, Wahyu diperbolehkan pulang untuk dirawat jalan, tetapi kondisinya tidak membaik.
Ayah Wahyu, Wahidin, menceritakan bagaimana penyakit yang diderita anaknya bermula. “Anak saya jatuh dari jendela rumah dan setelah itu tidak mau makan. Kami bawa ke dokter, katanya liver dan ginjalnya terkena. Tapi setelah diperbolehkan pulang, dia tidak mau makan lagi, tubuhnya jadi kurus,” ujar Wahidin dengan nada penuh kesedihan.
Kesulitan ekonomi menambah beban keluarga ini. Tunggakan biaya BPJS menjadi penghalang besar bagi mereka untuk mendapatkan perawatan medis yang lebih baik. “Saya tidak bisa bawa Wahyu ke rumah sakit lagi karena BPJS kami tertunggak. Kami tidak punya uang untuk membayarnya,” lanjut Wahidin.
Di tengah keterpurukan ini, harapan datang dalam bentuk bantuan dari Satgas TMMD ke 121 Kodim 0415/Jambi, bersama Polri dan perangkat desa serta kecamatan setempat. Mereka mengunjungi Wahyu dan keluarganya, memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan. Namun, meskipun bantuan itu sangat berarti, pertanyaan besar tetap ada: bagaimana nasib Wahyu ke depan tanpa perawatan medis yang memadai?
Ketika para anggota Satgas dan Polri tiba, suasana rumah yang sunyi berubah menjadi lebih hangat, meski tetap diliputi kesedihan. Bantuan yang diberikan memang penting, namun perhatian dan kasih sayang yang mereka tunjukkan kepada Wahyu juga menjadi sumber kekuatan bagi keluarganya. Bocah kecil itu, meski terbaring lemah, seolah merasakan semangat baru dari kehadiran para tamu yang datang dengan niat baik.
Wahidin dan keluarganya sangat bersyukur atas perhatian yang diberikan oleh para anggota Satgas, Polri, dan perangkat desa. Namun, mereka juga berharap ada bantuan lebih lanjut, terutama terkait dengan permasalahan BPJS yang tertunggak, agar Wahyu bisa mendapatkan pengobatan yang layak di rumah sakit.
Saat ini, kondisi Wahyu memang sedikit membaik, meskipun masih jauh dari sehat. Kekhawatiran tetap menyelimuti keluarga ini, terutama tentang bagaimana mereka dapat melanjutkan perawatan yang dibutuhkan tanpa biaya yang mencukupi. Mereka hanya bisa berharap dan berdoa agar ada jalan keluar yang bisa membawa Wahyu menuju kesembuhan.
Kisah ini adalah potret nyata dari kehidupan banyak keluarga di Indonesia yang harus berjuang di tengah keterbatasan ekonomi untuk mendapatkan hak dasar seperti kesehatan. Wahyu Alfizal adalah salah satu dari banyak anak yang menderita karena ketidakmampuan finansial keluarganya, dan kisahnya menyentuh hati siapa saja yang mendengarnya.
Semoga bantuan yang telah diberikan bukanlah yang terakhir, dan ada lebih banyak tangan-tangan yang terulur untuk membantu Wahyu dan keluarganya melewati masa sulit ini. Agar harapan mereka, seperti banyak keluarga lainnya, tidak lagi terhalang oleh ketidakmampuan untuk membayar.(*)
Berita ini pernah tayang di jambiindependent.disway (Media Network Berita Satu) dengan judul "Satgas TMMD ke 121 Kodim 0415/Jambi Kunjungi Bocah 6 Tahun Didiagnosa Gejala Liver dan Ginjal"
Add new comment