Muaro Jambi - Memasuki akhir Juni 2024, masyarakat Kabupaten Muaro Jambi dikejutkan oleh peningkatan signifikan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Data terbaru dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Muaro Jambi mengungkapkan, jumlah kasus DBD mencapai sekitar 70, meningkat dari 57 kasus yang tercatat pada tahun sebelumnya.
Sekretaris Dinkes Muaro Jambi, Jonni Ariyanto, menyampaikan kekhawatirannya terkait lonjakan kasus ini. “Sekitar 70 kasus DBD telah terjadi di Muaro Jambi hingga akhir Juni ini,” ungkapnya. Jonni menambahkan bahwa peningkatan ini cukup mengkhawatirkan, terutama mengingat dampak serius yang ditimbulkan oleh penyakit tersebut.
Kasus DBD tersebar di berbagai kecamatan di Muaro Jambi, dengan Kecamatan Sungai Gelam mencatatkan jumlah kasus terbanyak. Sementara itu, Kecamatan Sungai Bahar menjadi wilayah dengan kasus DBD paling sedikit. Penyebaran yang tidak merata ini menunjukkan bahwa beberapa daerah memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan yang lain.
Menanggapi situasi ini, Dinkes Muaro Jambi telah melakukan berbagai langkah untuk mengendalikan penyebaran DBD. Salah satu upaya yang dilakukan adalah fogging di beberapa wilayah yang menjadi titik rawan. Fogging merupakan metode penyemprotan insektisida untuk membunuh nyamuk Aedes aegypti, vektor penyebar virus DBD. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi populasi nyamuk dan menurunkan risiko penularan.
Selain fogging, Dinkes juga mengimbau masyarakat untuk terus waspada dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat. “Kami mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat guna mencegah penularan DBD,” tambah Jonni. Edukasi mengenai pentingnya membersihkan lingkungan, menguras bak mandi, menutup tempat penampungan air, dan mendaur ulang barang bekas yang bisa menjadi tempat berkembang biak nyamuk terus digalakkan.
Peningkatan kasus DBD di Muaro Jambi tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga memerlukan partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat. Kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang bebas dari nyamuk pembawa virus DBD.
Dalam menghadapi situasi ini, masyarakat Muaro Jambi diharapkan dapat berperan aktif dalam upaya pencegahan dan pengendalian DBD. Kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkan langkah-langkah pencegahan harus ditingkatkan. Dengan upaya bersama, diharapkan angka kasus DBD dapat ditekan dan masyarakat Muaro Jambi dapat hidup dengan lebih tenang dan sehat.
Sementara itu, pihak Dinkes Muaro Jambi berjanji akan terus memantau perkembangan kasus DBD dan mengambil langkah-langkah preventif yang diperlukan. "Kami akan terus memantau situasi dan melakukan intervensi yang diperlukan untuk melindungi kesehatan masyarakat," tutup Jonni. Peningkatan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat menjadi kunci utama dalam mengatasi ancaman DBD yang menghantui wilayah ini.(*)
Add new comment