Keperihan Hidup Saina: Merantai Anak Demi Keselamatan

Oleh: jambi1
Pada : WIB
Rubrik
Daerah
Ilustrasi Jambi Satu

Di sebuah rumah sederhana di RT 03 Dusun Sirih Sekapur, Kecamatan Jujuhan, Kabupaten Bungo, hidup Saina (60) dengan anaknya, Hermansyah (30). Hidup mereka tidak biasa, bahkan bisa dibilang tragis. Hermansyah, yang sejak usia 13 tahun menderita gangguan jiwa (ODGJ), harus dirantai oleh ibunya sendiri. Keadaan ini bukan pilihan, melainkan keterpaksaan akibat keterbatasan dana untuk mendapatkan pengobatan yang diperlukan.

"Saya tidak punya pilihan lain," ucap Saina dengan suara bergetar. Matanya berkaca-kaca saat menceritakan kondisi anaknya yang sering kali tidak stabil. "Sakitnya hilang timbul, kadang sehat sebentar dan kadang kambuh. Sekarang lagi kambuh, anak saya terpaksa saya rantai karena untuk beli obat dan dirujuk ke rumah sakit jiwa kami tidak ada dana," tambahnya.

Hermansyah, yang dulu sempat merantau ke Pulau Jawa untuk mengikuti pengajian, kini harus hidup dalam belenggu karena kondisi mentalnya. "Betul Pak, sejak umur 13 tahun anak saya Hermansyah sudah mengalami gangguan kejiwaan sampai sekarang. Dulu sempat merantau ke Pulau Jawa ikut pengajian, namun entah kenapa jadi begini," ungkap Saina.

Keadaan Hermansyah sering kali tidak stabil, membuat Saina khawatir akan keselamatan anaknya dan orang-orang di sekitarnya. Dalam situasi kambuh, Hermansyah bisa menjadi sangat tidak terkendali, sehingga Saina merasa terpaksa merantai anaknya demi keamanan.

Kondisi yang memilukan ini akhirnya menarik perhatian Puskesmas Rantau Ikil. Pada Minggu pagi, 21 Juli 2024, Kepala Puskesmas Rantau Ikil, Umiyanti, bersama dua stafnya, mendatangi kediaman Saina. Mereka datang untuk melihat langsung kondisi Hermansyah dan memberikan bantuan yang diperlukan.

"Kami akan melaporkan ke dinas terlebih dahulu. Untuk obat bisa dijemput ke Puskesmas Rantau Ikil. Untuk penanganan dirujuk ke rumah sakit jiwa, kami akan koordinasi terlebih dahulu ke atasan yakni Dinas Kesehatan Bungo," ujar Umiyanti.

Kasus Hermansyah bukan hanya tentang satu individu yang menderita, tetapi juga tentang sistem yang sering kali tidak mampu memberikan bantuan yang memadai kepada mereka yang paling membutuhkan. "Kami berharap bantuan ini bisa berkelanjutan. Tidak hanya untuk Hermansyah, tapi juga untuk keluarga-keluarga lain yang mungkin mengalami hal serupa," harap Umiyanti.

Kasus ini menunjukkan betapa pentingnya perhatian dan bantuan dari berbagai pihak, terutama pemerintah, dalam menangani masalah kesehatan mental. Diharapkan dengan adanya laporan ini, pihak terkait dapat segera memberikan bantuan yang dibutuhkan oleh Hermansyah dan keluarganya.

Kondisi ini juga menjadi pengingat bagi masyarakat bahwa gangguan jiwa merupakan masalah serius yang memerlukan perhatian khusus dan dukungan dari berbagai pihak. Penanganan yang tepat dan cepat sangat diperlukan agar penderita OGDJ dapat mendapatkan perawatan yang layak dan keluarganya tidak merasa terisolasi atau kehabisan harapan.

Langkah awal dari Puskesmas Rantau Ikil ini diharapkan bisa membuka jalan bagi Hermansyah untuk mendapatkan perawatan yang layak. Tidak ada orang tua yang ingin merantai anaknya sendiri, tetapi kadang-kadang, keadaan memaksa mereka melakukan hal yang paling tidak diinginkan.

Dengan dukungan dan koordinasi dari Dinas Kesehatan Bungo, diharapkan ada solusi jangka panjang untuk membantu Hermansyah dan keluarganya. Ini bukan hanya tentang memberikan obat atau perawatan medis, tetapi juga tentang memberikan harapan dan dukungan kepada keluarga yang membutuhkan.

Semoga kisah Saina dan Hermansyah bisa menjadi pendorong bagi pihak berwenang untuk lebih memperhatikan kasus-kasus serupa dan memberikan bantuan yang memadai. Harapannya, tidak ada lagi keluarga yang harus mengalami situasi tragis seperti ini karena keterbatasan dana dan perhatian.(*)

Add new comment

Restricted HTML

  • Allowed HTML tags: <a href hreflang> <em> <strong> <cite> <blockquote cite> <code> <ul type> <ol start type> <li> <dl> <dt> <dd> <h2 id> <h3 id> <h4 id> <h5 id> <h6 id>
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.

BeritaSatu Network