Waspada Musim Penghujan: Tiga Kecamatan di Kerinci Terancam Bencana Banjir dan Longsor

Oleh: jambi1
Pada : WIB
Rubrik
Daerah
Ilustrasi Jambi Satu

Kerinci, Jambi – Memasuki awal Oktober 2024, musim penghujan mulai menunjukkan dampak signifikan di Kabupaten Kerinci. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kerinci telah mengidentifikasi tiga kecamatan yang berpotensi mengalami bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor, yakni Kecamatan Gunung Kerinci, Siulak Mukai, dan Depati Tujuh.

Kepala Pelaksana BPBD Kerinci, Dedi Hendrizal, menjelaskan bahwa wilayah Kerinci, yang dikelilingi perbukitan dan pegunungan, sangat rentan terhadap bencana saat peralihan musim. Oleh karena itu, BPBD telah melakukan pemetaan wilayah rawan bencana dan memasang papan peringatan di beberapa titik kritis. Selain itu, alat berat telah disiagakan di lokasi-lokasi tersebut untuk mengantisipasi dampak bencana yang mungkin terjadi.

"Kami telah memetakan daerah-daerah yang berpotensi bencana dan sudah memasang papan peringatan. Kami juga menyiagakan alat berat di lokasi rawan bencana agar bisa cepat bertindak jika terjadi sesuatu," ujar Dedi pada Selasa (8/10/2024).

Titik-titik rawan bencana yang dipetakan BPBD Kerinci sebagian besar terletak di dekat bantaran Sungai Batang Merao dan di daerah perbukitan yang rentan terhadap pergerakan tanah. Kecamatan Gunung Kerinci, Siulak Mukai, dan Depati Tujuh adalah daerah yang paling dikhawatirkan mengalami longsor dan banjir. BPBD terus memantau kondisi cuaca dan mempersiapkan langkah-langkah mitigasi.

Musim penghujan tak hanya berdampak di Kerinci. Di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, tepatnya di Desa Adi Purwa, terjadi longsor yang mengganggu akses jalan strategis Provinsi Jambi. Selain itu, abrasi di Desa Kuala Dasal juga memicu kekhawatiran warga setempat. Pemerintah setempat berjanji segera melakukan perbaikan terhadap jalan dan area yang terdampak abrasi untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.

Di Jambi, curah hujan yang tinggi menyebabkan longsor di tepi Sungai Batanghari, tepatnya di Kelurahan Penyengat Rendah, Kecamatan Telanaipura. Meski tidak ada korban jiwa, longsor tersebut mengancam lokasi intake Aurduri milik Perumda Tirta Mayang yang memasok air baku untuk lebih dari 23 ribu pelanggan di beberapa kecamatan.

Direktur Utama Perumda Tirta Mayang, Dwike Riantara, menyatakan bahwa meskipun aktivitas penyadapan air baku belum terganggu, pihaknya terus berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai Sumatra (BWSS) VI untuk memasang bar screen, bronjong, dan tiang pancang guna mencegah erosi lebih lanjut. “Kami siap melakukan tindakan preventif agar longsor ini tidak berdampak pada layanan air bagi masyarakat,” ujarnya.

Sebagai langkah antisipasi, BPBD Kerinci telah menyiapkan peralatan dan sumber daya untuk merespons cepat potensi bencana yang mungkin terjadi di musim penghujan ini. Pemerintah juga menghimbau masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana agar waspada dan segera melaporkan jika melihat tanda-tanda bahaya.

“Mari kita semua turut menjaga keamanan dan ketertiban, serta waspada terhadap potensi bencana di lingkungan masing-masing,” tutup Dedi Hendrizal, seraya mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam mengantisipasi dampak musim penghujan di Kabupaten Kerinci.

Dengan kesiagaan yang tinggi, diharapkan Kabupaten Kerinci dan wilayah-wilayah lain di Provinsi Jambi dapat terhindar dari dampak buruk bencana hidrometeorologi yang sering kali terjadi saat musim hujan tiba.

Add new comment

Restricted HTML

  • Allowed HTML tags: <a href hreflang> <em> <strong> <cite> <blockquote cite> <code> <ul type> <ol start type> <li> <dl> <dt> <dd> <h2 id> <h3 id> <h4 id> <h5 id> <h6 id>
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.

BeritaSatu Network