Di sebuah sudut Kabupaten Tebo, tepatnya di Desa Teluk Melintang, Kecamatan Serai Serumpun, terdapat pemandangan yang memprihatinkan. Siswa-siswa SDN 047/VIII harus belajar dengan kondisi yang jauh dari ideal. Foto-foto mereka yang duduk lesehan di lantai, tanpa kursi dan meja, beredar luas di media sosial, mengundang simpati sekaligus tanda tanya besar tentang kelayakan sarana pendidikan di daerah tersebut.
Ruangan kelas 3 dan 4 di SDN 047/VIII telah berubah menjadi tempat belajar yang memaksa kreativitas anak-anak untuk menyesuaikan diri. Duduk di lantai, mereka menulis dengan posisi tubuh yang membuat punggung cepat pegal. "Saya sering pegal-pegal karena harus menulis sambil lesehan," keluh salah satu siswa. Mereka berharap kondisi ini segera berubah, agar mereka bisa belajar dengan nyaman seperti siswa-siswa di sekolah lain.
Kasi Sarana dan Prasarana Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tebo, Nobon, memberikan penjelasan terkait situasi ini. Menurutnya, kekurangan 80 kursi dan 40 meja di sekolah tersebut disebabkan oleh banjir yang melanda awal tahun lalu. "Guru di sekolah itu sudah melaporkan kerusakan kursi dan meja akibat banjir," ujarnya.
Nobon memastikan bahwa pengadaan kursi dan meja baru akan dilaksanakan pada tahun ini melalui APBD Perubahan 2024. Namun, hingga saat ini, siswa-siswa masih harus bersabar dan bertahan dengan kondisi seadanya.
Anak-anak di kelas 3 dan 4 bukan satu-satunya yang terdampak. Guru-guru yang mengajar di sekolah itu juga merasakan dampaknya. Mereka harus beradaptasi dengan metode mengajar yang lebih fleksibel, meskipun tetap berharap pada datangnya fasilitas yang memadai. "Kami sangat berharap kursi dan meja segera ada, agar proses belajar mengajar bisa lebih efektif," ungkap seorang guru.
Di tengah kondisi ini, satu hal yang menjadi penguat bagi siswa dan guru adalah harapan. Harapan bahwa kursi dan meja baru akan segera datang dan mereka bisa belajar dengan lebih baik. Nobon menjanjikan bahwa dalam tahun ini, melalui anggaran perubahan, pengadaan kursi dan meja akan terealisasi.
Namun, sampai janji itu terpenuhi, anak-anak di SDN 047/VIII Desa Teluk Melintang harus terus berjuang dengan kondisi seadanya. Mereka mungkin harus lesehan beberapa bulan lagi, tetapi semangat belajar mereka tak boleh surut.
Kondisi di SDN 047/VIII mengingatkan kita semua akan pentingnya perhatian terhadap sarana pendidikan, terutama di daerah-daerah yang kerap kali terabaikan. Pendidikan adalah fondasi masa depan bangsa, dan menyediakan fasilitas yang layak adalah tanggung jawab bersama. Pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait harus bekerja sama memastikan bahwa semua anak mendapatkan hak yang sama untuk belajar dengan nyaman dan aman.
Di tengah keterbatasan, anak-anak di Desa Teluk Melintang tetap menatap masa depan dengan harapan. Mereka menunggu janji yang diucapkan, berharap kursi dan meja bukan hanya impian, tetapi segera menjadi kenyataan yang bisa mereka duduki sambil mengejar ilmu.(*)
Add new comment