Matahari baru saja menyingsing di Kota Mekkah ketika kabar duka menyelimuti rombongan jemaah haji asal Tanjung Jabung Timur (Tanjab Timur), Jambi. Indo Ogo Daimataru, jemaah haji tertua yang berusia 96 tahun, menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit King Abdullah. Kepergian Indo Ogo meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan seluruh rombongan kloter 25 BTH Embarkasi Jambi-Batam.
Indo Ogo berasal dari Kecamatan Nipah Panjang. Ia telah merasakan asam garam kehidupan selama hampir seabad. Perjalanan hidupnya mencapai puncak spiritual saat ia akhirnya menginjakkan kaki di tanah suci. Namun, takdir berkata lain. Indo Ogo mengalami penurunan kondisi kesehatan setelah beberapa hari berada di Mekkah. Batuk, sesak nafas, dan hilangnya nafsu makan menjadi tanda-tanda awal yang mengkhawatirkan.
Sapril, Petugas Haji Daerah Kabupaten Tanjab Timur, menjelaskan bahwa Indo Ogo sempat dirawat selama dua hari di Rumah Sakit Arab Saudi Al Noor sebelum akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit King Abdullah. "Almarhumah terus menunjukkan penurunan kondisi kesehatan, dan meskipun upaya terbaik telah dilakukan oleh tim medis, beliau akhirnya menghembuskan nafas terakhir pada Rabu, 26 Juni 2024, pukul 09:40 waktu Arab Saudi," ungkap Sapril dengan nada sedih.
Di balik kepergiannya, ada sebuah penghormatan terakhir yang sangat mulia. Jenazah Indo Ogo dibawa ke Masjidil Haram, tempat paling suci bagi umat Islam, untuk dishalatkan. Sebuah keistimewaan yang tidak semua orang bisa dapatkan. Setelah dishalatkan, jenazahnya disemayamkan di pemakaman Ma'la, kota Mekkah, atas persetujuan pihak keluarga.
"Pihak keluarga telah memberikan izin, dan seluruh proses pemulasaran jenazah serta pengurusan dokumen telah dilakukan oleh Rumah Sakit King Abdullah," tambah Sapril. Pemakaman Ma'la adalah tempat peristirahatan terakhir yang sangat dihormati, menjadi saksi bisu bagi ribuan umat yang datang dari seluruh penjuru dunia.
Kisah Indo Ogo Daimataru ini bukan hanya tentang seorang nenek yang menutup mata di tanah suci, tetapi juga tentang perjalanan hidup yang penuh dengan keteguhan iman. Indo Ogo adalah simbol dari semangat yang tak kenal lelah untuk menunaikan rukun Islam kelima, meskipun di usianya yang hampir seabad.
Sementara itu, jemaah haji asal Kabupaten Tanjung Jabung Timur lainnya masih dalam kondisi sehat, meskipun beberapa dari mereka mengalami kelelahan setelah aktivitas puncak haji. Semangat dan tekad mereka tetap kuat, terinspirasi oleh sosok Indo Ogo yang telah menunjukkan bahwa usia bukanlah halangan untuk mencapai mimpi suci.
Dalam suasana duka, ada sebuah pelajaran yang bisa diambil. Bahwa dalam setiap perjalanan spiritual, ada kisah-kisah yang mengajarkan tentang ketabahan, keikhlasan, dan pengorbanan. Indo Ogo Daimataru telah menorehkan cerita indah dalam sejarah jemaah haji Tanjung Jabung Timur, sebuah cerita tentang akhir yang mulia di tanah suci.
Selamat jalan, Indo Ogo Daimataru. Doa kami menyertai langkahmu menuju keabadian. Semoga Allah SWT menerima semua amal ibadahmu dan menempatkanmu di tempat terbaik di sisi-Nya.(*)
Add new comment