Jambi – Polemik terkait klaim survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang diduga dikeluarkan Hasbi Anshory, Ketua Tim Sukses Romi-Sudirman, kian memanas. Dr. Dedek Kusnadi, akademisi dari UIN STS Jambi, turut menanggapi perihal ini.
Ia menyatakan bahwa Hasbi Anshory harus memberikan klarifikasi apakah pernyataan tersebut merupakan sikap pribadi atau merupakan bagian dari strategi resmi tim sukses Romi-Sudirman. Sebab, rilis survei yang tidak pernah dilakukan oleh LSI telah menciptakan kebingungan di tengah masyarakat.
“Apakah ini pernyataan pribadi atau representasi resmi tim sukses Romi-Sudirman? Ini perlu dijelaskan. Publik perlu memahami apakah klaim itu benar-benar didasari hasil survei LSI atau hanya spekulasi,” ujar Dr. Dedek Kusnadi.
Bagi Dr. Dedek, keabsahan rilis survei penting untuk menjaga integritas informasi yang disampaikan kepada publik. Berbeda dengan survei resmi LSI yang dirilis langsung oleh Direktur LSI, Toto Izul Fatah, dengan mengundang puluhan wartawan dan menjelaskan metodologi serta desain survei secara transparan. Rilis oleh Hasbi Anshory dinilai tidak memenuhi standar keterbukaan yang sama.
Dr. Dedek juga menggarisbawahi bahwa lembaga survei yang kredibel biasanya bertanggung jawab atas pernyataan resmi mereka.
"Jika survei tersebut benar-benar dilakukan oleh LSI, maka seharusnya ada rilis resmi yang dapat dipertanggungjawabkan," tambahnya.
Justru, menurut Dr. Dedek, pihak yang harus menggugat klarifikasi atas penggunaan nama LSI ini bukanlah LSI, melainkan tim hukum Haris-Sani, mengingat rilis yang diduga sepihak itu dapat menimbulkan persepsi publik yang keliru.
Survei Terbaru: Al Haris-Sani Unggul, Romi-Sudirman Tertinggal Signifikan
Dalam survei terbaru LSI yang dirilis langsung oleh Toto Izul Fatah, pasangan petahana Al Haris dan Abdullah Sani menunjukkan keunggulan elektabilitas yang cukup jauh. Dengan tingkat elektabilitas mencapai 44,5%, pasangan Al Haris-Sani memimpin cukup signifikan atas Romi-Sudirman yang berada di angka 30,6%, menciptakan selisih sekitar 14%.
Dukungan terhadap Al Haris-Sani terlihat kuat di wilayah-wilayah dengan jumlah pemilih besar seperti Kota Jambi, Muaro Jambi, dan Merangin. Hal ini juga didorong oleh tingkat pengenalan yang tinggi sebesar 85,5% dan tingkat kesukaan sebesar 69,6%, jauh di atas Romi-Sudirman yang memiliki pengenalan 58,3%. Meski Romi-Sudirman memimpin di Tanjung Jabung Barat dan Timur, konsentrasi pemilih di wilayah yang didominasi Al Haris-Sani memberi keunggulan yang cukup solid.
Survei juga mengungkap bahwa 49,4% pemilih masuk dalam kategori swing voters, atau pemilih yang belum sepenuhnya menetapkan pilihan. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun Al Haris-Sani unggul, masih ada potensi dinamika yang dapat mempengaruhi hasil akhir sebelum pemungutan suara pada 27 November mendatang. Kendati demikian, stabilitas dukungan saat ini memberikan peluang besar bagi pasangan petahana untuk melanjutkan kepemimpinannya di Provinsi Jambi.
Polemik survei ini diharapkan dapat segera menemui kejelasan agar masyarakat mendapatkan informasi yang kredibel, sekaligus menjaga integritas proses demokrasi yang akan digelar dalam Pilkada Jambi 2024.(*)
Add new comment